Kumpulan Cerita Horor Di Dunia Nyata Dan Dunia lain.

Agenreferralpoker | Kumpulan daftar nama agen judi domino poker online terpercaya





Selasa, 25 Juli 2017

Kak Bram baru saja membangun rumah di jalan Cilaki yang Rumahnya itu dibangun sebagai hadiah perkawinan untuk istrinya. Rumah yang lumayan besar itu hanya ditempati oleh istrinya jika kak Bram sedang bekerja diluar kota dan Sebab itu, dia memintaku tinggal di sana untuk menemani istrinya. Aku sangat senang dengan ajakan kak Bram. Agar aku nyaman, dia menyediakan kamar yang cukup besar untuk ku.

Kamarku berada di depan rumah, berseberangan dengan sebuah rumah tua kosong peninggalan kolonial Belanda dan Di halaman depan rumahnya terdapat sebuah pohon besar, kata kak Bram, pohon itu sudah ada sejak tanah itu dibeli. Awalnya, aku menganggap biasa, tidak ada perasaan horor dengan rumah kolonial Belanda dan pohon yang di depan rumah itu. Sampai suatu ketika Kakak dan istrinya berpamitan untuk pergi bulan madu di Bali selama sebulan.

Cerita Horor - Penghuni Rumah Peninggalan Belanda
Cerita Horor - Penghuni Rumah Peninggalan Belanda

Dia memintaku untuk tetap di rumah menjaga rumahny, Namun kakak bilang dia belum sempat mencari pembantu dan satpam dan Mau tak mau, aku mengiyakan permintaan kakak, lagipula hanya menjaga rumah, itu tugas yang gampang buatku. Seminggu sudah kakak dan istrinya pergi dan Aku sangat senang menjaga rumah kakak, bagaikan bos mau makan, minum, nonton TV, dan menghabiskan hariku dengan bermain game, bebas, suka-suka aku dan Kebetulan juga kuliahku sedang libur.

Suatu malam, aku yang belum bisa tidur memutuskan bermain game bola kesukaan lalu Ketika aku sedang asyik bermain game, tiba-tiba saja aku dikejutkan dengan bunyi bel rumah yang berdentang. Bunyi bel rumah yang aneh, kenapa kakak membeli bel yang menyeramkan ini? Aku langsung beranjak dari tempat duduk, menuju jendela dan ketika ku buka tirai rumah untuk memastikan tamu yang datang, aku tidak melihat siapa pun di luar. Aku menoleh kanan kiri, memantau keadaan di luar rumah yang cukup sepi malam itu.

Aku kembali duduk di ruang TV, melanjutkan game yang semakin seru, Lalu suara bel berbunyi lagi. “Siapa sih, malam-malam begini, ganggu orang main game aja” ucapku kesal. Bel rumah terletak di sebelah kanan gerbang depan, jadi siapa pun bisa iseng menekan bel rumah dan karena Hal itu membuatku mulai membiarkan bunyi bel tersebut. Aku tetap melanjutkan permainanku Namun, usahaku untuk tidak menghiraukan bunyi hanya membuatku benar-benar Kesal sebab, bel terus berdentang.

Aku melempar stick game, dan berjalan dengan sedikit tergesa dan Aku membuka pintu, dan berjinjit menuju gerbang depan ke arah pintu rumah. Ujung mataku menangkap sekelebat bayangan di jendela rumah yang gelap itu. Mataku langsung fokus ke arah jendela depan itu. Tanganku masih memegang besi pagar rumah itu dan Jendela rumah tampak gelap dan kotor, ada cahaya putih di situ, tapi itu bukan apa-apa, melainkan pantulan lampu dari halaman rumah, Mungkin bayangan tadi berasal lampu itu.

Kakiku yang sedari tadi berjinjit aku turunkan, lalu aku melangkah masuk ke dalam rumah dan aku Belum jauh melangkah, selintas aku melihat sesuatu bergerak-gerak di atas pohon besar di depan rumah yang kosong itu. Aku terdiam sejenak, aku sadar apa yang ku lihat di atas pohon besar itu, Sepertinya itu sepasang kaki yang bergerak gerak melamban.

Ya Tuhan, Badanku mematung dan jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya lalu Keringatku mengucur deras dan dengan Perlahan-lahan aku mengalihkan pandanganku ke pohon itu, dan ini bukan halusinasi, karena aku bisa melihatnya dengan jelas. Seorang perempuan tengah duduk di atas pohon, dia memakai baju putih dengan rambut panjang dan kakinya  yang sedang bergerak-gerak. Perempuan itu duduk sambil bersenandung yang aku tidak paham apa maksudnya.

Aku segera mengalihkan pandanganku, perlahan aku melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah dan Aku juga menutup mataku sambil berkomat kamit membaca doa. Aku ingin segera lari dari keadaan ini tapi Aku berhasil masuk ke dalam rumah, secepat mungkin menuju kamar. Aku buru-buru merebahkan diri di tempat tidur, dari Dalam kepanikan itu, aku berusaha memejamkan mata, berharap aku tertidur dan baru bangun keesokan harinya.

Dalam rasa takut, sayup-sayup terdengar lagi suara nyanyian perempuan itu, yang Suaranya pelan sekali seperti menjauh dari pohon itu. Perlahan aku menurunkan selimutku, namun Tepat di sebelahku, berbaring seorang perempuan berambut panjang dan bermuka putih pucat yang jaraknya hanya beberapa centimeter di dekatku. Perempuan itu kini jelas ku lihat, muka pucatnya kontras dengan matanya yang berwarna merah darah dan bibirnya yang membiru.

Dia menyeringai ke arahku dan Aku tak bisa apa-apa, lalu Suaraku seperti tercekik kemudian Perempuan itu terus bernyanyi sambil memandangiku. Aku lemas, sepertinya energiku terkuras habis, pandanganku mulai kabur dan aku tidak ingat apa-apa lagi. Entah, berapa lama aku tertidur karena Hawa dingin menusuk tulangku lalu Perlahan aku membuka mata, dan aku mulai ingat apa yang terjadi semalam kemudian Jantungku seketika berdebar kencang.

Aku melihat jendelaku terbuka lebar dan Aku turun dari kasurku, untuk memeriksa keadaan rumah, Semuanya tampak aman. Aku terdiam sejenak sambil duduk di anak tangga Lalu suara deru mesin mobil di iringi klakson menyadarkanku “Kak Bram?” Sahutku. Aku langsung menuruni anak tangga dan langsung membuka pintu, yang Benar saja, itu Kak Bram dan istrinya Aku langsung membuka gerbang.

Taufik, kenapa mukamu pucat?”.
“Nggak apa-apa, Kak. Semalam Taufik tidurnya larut”.

Aku merahasiakan kejadian semalam dan Aku mengeluarkan tas dari mobil kak Bram.

“Kakak pulang cepat jadinya, karena khawatir tinggalin kamu sendirian dirumah, Nggak ada apa-apa kan?”.
“Enggak kok, Kak. Baik-baik aja, kok semuanya”.
“Ya sudah, bawain koper Kakak ya”.

Ketika aku menurunkan koper dari mobil, tiba-tiba saja dari arah belakang terdengar suara aneh, Seperti sebuah lagu yang liriknya aku kenal. Oh Tuhan, ini kan lagu yang dinyanyikan perempuan itu dan Aku lalu refleks melihat ke arah belakang, ke arah rumah tua itu dan tiba-tiba aku melihat lagi sosok itu yang sedang tersenyum kepadaku.
Juli 25, 2017   Posted by Anonim in , with No comments

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search