Kumpulan Cerita Horor Di Dunia Nyata Dan Dunia lain.

Agenreferralpoker | Kumpulan daftar nama agen judi domino poker online terpercaya





Selasa, 11 Juli 2017

Cerita Dewasa - Terangsang Karena SPG
Aku bekerja sebagai sales assistant di sebuah supermarket di Medan. Di tempat kerjaku ada seorang cewek bernama Tuti. Tuti adalah cewek yang paling akrab denganku, Segala masalahnya akan dia beritahukan padaku. Tuti memang cantik, kulitnya putih, matanya bulat, buah dadanya pun membulat, tidak terlalu besar tapi cukup menantang membuat setiap laki-laki yang dekat dengannya ingin selalu menjamahnya. Siapapun yang melihat tubuh Tuti pasti naik nafsu syahwatnya dan pantat Tuti mengiurkan juga, Rambutnyapun panjang sebahu.

Cerita dewasaku ngentot sama cewek cantik digudang supermarket tempat kerjaku“
Suatu hari Tuti datang padaku”, Rud belakang badan Tuti gatal-gatal nih”, Tuti memberitahuku akan masalahnya.
“Tolong gosokkan ya, Rud” Tuti menyuruhku.
“Kalau begitu kemarilah”, balasku dengan sedikit terkejut.
“Disini saja, di dalam gudang lebih nikmat” Tuti memberitahuku dengan suara yang amat lembut dan begitu manja, Hatiku jadi cair.
“Rud” Tuti menarik tanganku menuju ke dalam gudang yang tak jauh dari tempat kami berdiri tadi.

Kemudian Tuti mengunci pintu gudang itu, serta mengambil bedak anti septik di rak yang berdekatan, lalu mengulurkannya kepadaku. Aku tak sungkan-sungkan lagi, terus saja menaburkan bedak itu di atas telapak tanganku. Tuti menarik baju yang dipakainya ke atas hingga sebatas tengkuk. Aku menelan ludah melihat ke belakang badan Tuti, yang selama ini tak pernah aku lihat tanpa busana. Aku menepuk bedak yang ada di tanganku ke atas badan Tuti. Hangat badannya. Aku mulai menggosok.

Sesekali Tuti kegelian, ketika aku mengurutkan jariku pada alur di tengah belakang badan Tuti. Aku menggosok rata. Tuti meraba-raba kancing BH-nya, lalu dilepaskannya, maka terurailah tali BH-nya itu di belakang badannya itu. berdesir darahku, aku menelan air liur, melihat aksi Tuti yang berani itu tadi. Aku terus menggosok, dengan hati yang berdebar-debar. Aku merasa batang penisku sudah mulai mengeras. Aku merasa tak tahan. Tengah menggosok belakang badan Tuti, tanganku secara perlahan-lahan merayap ke dada Tuti.

“Hei! Apa-apaan nih”, Tuti melarang sambil menepuk tanganku.
“Ohh! sorry”, aku meminta maaf.
Tanganku kembali ke bekakang. BH yang Tuti pakai masih melekat di dadanya, menutupi buah dadanya yang mungil itu. Aku terus menggosok, kali ini turun sampai ke batas pinggang. Aku memberanikan diri mengurut ke dalam rok Tuti, tetapi Tuti menepuk lagi tanganku.
“Jangan!”, larang Tuti lagi.
“Sudah hilang belum gatal itu?”, Tanyaku pada Tuti.
“Belum!” jawab Tuti pendek.

Aku merasa semakin terangsang, batang penisku semakin mengeras dan mula tegang! Aku coba lagi untuk meraba ke dada Tuti, kini aku telah dapat memegang buah dada Tuti yang lembut itu, yang tertutup dengan BH berwarna putih. Tuti tidak lagi menepuk tanganku tetapi dia memegang tanganku yang aku takupkan pada payudaranya itu. Aku mulai meremas buah dada Tuti. Tuti menggeliat geli sambil tangannya memegang pergelangan tanganku. Tuti nampak sudah mulai merasa terangsang, dan memang ini adalah salah satu cara untuk membuat wanita terangsang. Aku mencium tengkuk Tuti.

Dia masih menggeliat-geliat akibat remasan serta ciumanku. Buah dadanya aku rasa sudah semakin menegang. Jariku kini memainkan peranan memilin-milin puting susu Tuti pula! Aku sadari tadi memeluk Tuti dari belakang. Batang penisku yang beberapa waktu lalu telah aku gunakan obat memperbesar penis tambah semakin keras menonjol itu aku gesek-gesekkan pada alur pantat Tuti. Tuti ketawa kecil, merangsang sekali! Tuti membuka kancing bajunya dan terus menanggalkannya berserta BH-nya dan mencampakkannya di atas lantai.

Kini payudara Tuti tak tertutup apa-apa lagi. Aku terus meremas-remas dan membalikkan badan Tuti supaya berhadapan denganku. Tuti menciumku rakus sekali, sambil mengulum-ngulum lidahku. Akupun begitu juga membalas dengan rakus serangan Tuti. Aku menanggalkan bajuku. Tuti mencium dadaku, perutku. Aku tetap mengecup-ngecup buah dada nya yang sudah mengeras tegang. Tanganku menekan-nekan pantatnya. Batang penisku semakin menegang.

Tiba-tiba Tuti berlutut, lalu membuka retsleting celanaku. Dia menarik keluar batang penisku yang tegak keras. Tuti merasa kagum melihat batang penisku yang menegang secara maksimal itu. Ita menguak rambutnya ke belakang dan meng-”karaoke” batang kejantananku. Dia menggengam dengan rapi. Sambil mengulum secepat-cepatnya, tapi untung saja sebelumnya saya sudah memakai obat kuat lelaki hingga tidak cepat ejakulasi saat di kulum oleh Tuti.

Tuti mengarahkan batang penis ke matanya, hidungnya, ke pipinya. Tuti mencium sekitar batang penisku dan Aku merasakan kenikmatan yang begitu luar biasa sekali. Tuti terus mengulum penisku hingga ke pangkal makin lama semakin cepat. Aku merasa kepala penisku terkena anak tekak Tuti. Ngilu rasanya! Aku juga membantu Tuti dengan mendorong dan menarik kepalanya.

“Tuti, sudah hampir keluar! Sudah hampir keluar! Tuti sengaja berlagak tak tahu saja, ketika aku katakan maniku sudah hendak keluar. Tuti masih mengulum lalu Air maniku tersemprot memenuhi rongga mulut Tuti. Dia lantas mencabut keluar penisku lalu menjilat-jilat air maniku, dan kelihatanya Dia nampak menikmati sekali. Penisku jadi lembek kembali!
“Aik! belum apa-apa sudah lembek”.

Tuti mengulum lagi penisku, Penisku jadi tegang lagi dan Tuti tersenyum memandangi penisku yang mengeras kembali. Aku membuka celana lalu Tuti duduk di atas meja, dan Aku berlutut menarik rok dan celana dalamnya. Tuti sudah bugil di depanku, Bulu yang tipis warna pirang menutupi vaginanya. Aku mencium sekitarnya, Tuti meletakkan kedua belah kakinya di atas bahuku. Aku mengangkangkan paha Tuti, Bibir vaginanya sedikit terbuka, lalu Aku menjilatinya. Aku buka sedikit dengan jari lalu mengoreknya sedikit demi sedikit jariku menyodok vagina Tuti.

“Argh, argh, argh!” Tuti mengerang perlahan, sehingga Vaginanya terlihat basah sekali. Aku meletakkan kepala penisku ke pintu vaginanya lalu Aku sodok sedikit, “Argh!” Tuti mengerang lagi, Lalu aku tekan lagi. ” Yes!” suara Tuti perlahan. Aku menyodok lagi dalam sedikit dan terus ke pangkal.
Aku mendorong dan menarik berulang kali sehingga Tuti makin terlihat lemas dan nikmat. Aku merasa kehangatan lubang vagina Tuti, dan Tuti mencabut penisku keluar. Dia turun dari atas meja dan mendorongku telentang lalu duduk di atas badanku dan memasukkan lagi penisku ke dalam lubang vaginanya itu. Dia mengayun ke atas dan ke bawah, Tak lama dia tarik keluar lagi penisku, ternyata Tuti sangat agresif. Aku mendorongnya telentang lagi. Tuti merapatkan payudaranya dengan kedua belah tangannya.

“Masukin di celah susuku dong! Masukin di celah susu ah..!” Tuti menyuruhku. Aku tidak sungkan-sungkan lagi terus melakukannya tapi sebentar saja. Aku duduk dan Tuti masih telentang, pahaku di bawah paha Tuti, aku sodok lagi penisku ke dalam vaginanya dan Aku mengayun dengan perlahan. Licin dan sedap rasanya Tuti bangun dan bertiarap di atas meja, kakinya lurus ke lantai menungging! Akupun berdiri lalu membuat ‘dog style’. Aku pegang kiri dan kanan pantat Tuti dan mengayun lagi. Aku kemudian menyangkutkan sebelah kaki Tuti di atas bahuku dalam posisi telentang. Aku sodok lagi tarik dan keluar dorong dan masuk ke dalam vaginanya, pokoknya malam itu kami merasakan kepuasan bersama dengan mencoba segala posisi.
Juli 11, 2017   Posted by Anonim in with No comments

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search