Cerita Horor - Hantu berwujud Binatang Penunggu Rumah Kosong

Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 2 SMP waktu itu kejadiannya ketika malam minggu, aku di telepon oleh sepupuku, sebut saja namanya Joko. Dia menyuruh aku untuk menginap dirumahnya karena dia ditinggal sendirian di rumah, karena orang tuanya lagi pergi keluar kota. Awalnya aku mau nolak, karena sudah jam 20:15, tapi karena Joko ini sepupuku, jadi aku terima saja dengan berat hati dan Akhirnya aku pergi kerumahnya dengan sepeda.

Dalam perjalanan ke rumahnya, aku ngelewatin sebuah halte yang Ketika aku lewati di depan halte tersebut, aku lihat ada sesosok makhluk hitam di bawah pohon beringin yang ada di sebelah halte tersebut, bentuk tubuhnya persis seperti binatang mirip beruang hitam, tapi yang bikin aku takut adalah kepalanya yang buntung. Aku langsung dayung sepeda dengan cepat, pengen teriak tapi takut dan Ketika aku melihat kebelakang, makhluk tadi turun ke jalan dan berlari kecil mengejarku.

Cerita Horor - Hantu berwujud Binatang Penunggu Rumah Kosong

Aku panik dan langsung mendayung sepeda lebih cepat lagi sambil istigfar dan membaca doa al-Fatihah dan Ketika aku melihat kebelakang lagi, hantu berwujud binatang tadi sudah gak ada, “Alhamdulillah” dalam hatiku. Kemudian aku mencoba menenangkan diri dan berpikir positif kalau kejadian tadi cuma khayalan.

Rumah Joko tinggal beberapa meter lagi, aku melewati rumah kosong yang kotor kayak gak di urus bertahun-tahun dan Kemudian aku melewati samping rumah itu, aku merasa seperti ada bayang-bayang berjalan di sampingku. Pas aku lihat ternyata ada sesosok makhluk hitam lagi, dan Kali ini bentuk tubuhnya itu seperti manusia purba atau kera, “dia” berjalan pelan sambil bungkuk, benar-benar seperti manusia purba, bulu-bulunya juga tebal.

Aku sempat terkaku melihat makhluk itu, dan dia melihatku juga dan Anehnya, matanya tidak merah, tapi putih seperti manusia normal, dan mukanya rata, tak ada mulut dan hidung. Tiba-tiba saja di berjalan ke arahku kemudian Aku teriak sekuatnya dan mendayung sepeda dengan cepat. Pas aku lihat ke belakang karena penasarannya, makhluk tadi sudah hilang, kemudian pada Waktu itu aku sempat menangis karena saking takutnya dan jujur saja, sejak kejadian ini aku mulai takut dengan yang namanya hantu berwujud binatang.

Akhirnya aku sampai di rumah Joko Belum naik ke halaman rumahnya aku sudah membanting sepedaku di jalan, kemudian aku lari ke pintu rumahnya dan mengedor pintu kuat. Untungnya si Joko dengan segera membuka pintu dan heran melihat aku yang pucat dan menangis. Dia bertanya “Kenapa Jok? kok nangis?”, lalu aku jawab, “Aku tadi di kejar hantu binatang, seram tau. Ambilkan sepedaku dong, aku tidak berani keluar, masih takut soalnya” Tapi si Joko malah ikutan takut dan ngomong “Hah, gak mau ntar kalau miss kunti datang gimana?”.

Aku menjawab sambil bercanda “Gak apa-apa miss kunti lebih senang sama anak cowok 1/2 bule” lalu Dia marah sambil ngomong “Gak lucu tau! sialan kau”. Kemudian dia langsung lari mengambil sepedaku dan Ketika dia mau balik, tiba-tiba saja rumah kosong yang ada di depan rumahnya itu pintunya seperti di gedor orang. Aku dan Joko terkejut dan ngelihat ke arah pintu tersebut, lalu aku bilang ke Joko kalau itu cuma orang iseng yang ada di dalam rumah tersebut, tujuannya supaya dia gak takut.

Tapi tiba-tiba saja dia lari sambil mengangkat sepedaku, Setelah masuk ke rumah dia langsung membanting pintu dan menguncinya, aku ngelihat mukanya pucat. Ketika aku tanya, dia bilang dia ngelihat ada sesosok bayangan di bawah pohon mangga di samping rumahnya. Aku langsung terdiam dan gak berani ngomong apa-apa dan Setelah itu aku ceritakan ke Joko tentang kejadian yang aku alami tadi.

Dia bilang ternyata bukan cuma aku yang ngelihat makhluk hitam seperti manusia purba itu, tetangga yang tinggal di sebelah rumah itu juga pernah melihat makhluk hitam itu mengelilingi rumah kosong tersebut dan mereka juga pernah di ganggu makhluk tersebut. Makhluk hitam itu pernah mengintip mereka dari jendela rumah mereka. Setelah dengar cerita si Haris, aku memutuskan untuk langsung tidur supaya gak berpikiran macam-macam lagi. Sejak kejadian ini, tiap kali aku ke rumah Haris di malam hari, aku selalu minta di antarin.