Kumpulan Cerita Horor Di Dunia Nyata Dan Dunia lain.

Agenreferralpoker | Kumpulan daftar nama agen judi domino poker online terpercaya





Kamis, 29 Juni 2017



Kejadian peristiwa ini banyak hal yang tak masuk akal mengitari orang-orang terdekat bahkan jauh sekalipun. Sebut saja Arifin, dia adalah anak dari sahabatku yang bernama mbak Weni. Dulu mereka adalah tetanggaku yang paling dekat denganku.

Arifin ini sering sekali bermain kerumah tetangga depan rumahku yang ada dicerita diatas. Maaf, nama keluarganya akan saya sembunyikan. Nah bahkan hampir setiap hari arifin dan Aditia (adiknya) datang kesana. Karena keluarga itu masih mempunyai anak sebayanya dan masih single semua. Otomatis setiap hari selalu berkumpul dengan keluarga tersebut. Tidak jarang berbagai acara mereka diikut sertakan oleh keluarga itu, misalnya lomba 17 agustus dan bakar ayam dimalam Tahun Baru. Nah usai tahun baru 2016, barulah terjadi sebuah peristiwa yang ada dicerita tersebut.

Saat itu aku sedang bekerja lembur bersama mbak weni dan suaminya serta lainnya, disebuah pabrik nugget rumahan diceritakan yang “bau misterius“. Tapi tiba-tiba si aditia datang, biasanya dia menjemput orang tuanya karena bosan dirumah. Si aditia tiba-tiba bilang, “mah, bude usi sekarat mah, sekarang dia lagi dibawa kerumah sakit” kata aditia Ya kami pikir, dia cuma bercanda. Lalu bilang “oh mungkin penyakitnya kambuh, karena dia sering pusing” kataku.

Lalu aditia bilang lagi yang membuat kami agak terkejut. “Bukan lho, tadi banyak darahnya kemana-mana, dan gak ada yang tahu kenapa, digotong sama orang-orang terus dimasukan kedalam mobil” kata aditia menjelaskan sedikit. Sontak kami penasaran bahkan tak percaya. “Memang kenapa dengan bude usi, de?” kata mbak weni.

“Gak tahu mah, tadi waktu ada lewat dan mau nyari kakak arifin malah sudah banyak orang dirumahnya bude Usi , terus ade lihat banyak darah kemana-mana dan bude usi lagi digotong mau kerumah sakit, karena ade takut jadi kesini” kata aditia pada mamahnya. Mendengar penjelasan aditia, kami penasaran. Terlebih lagi rumah kami dekat dengan bu usi. Iya, aku panggil dia dengan bu usi, sedangkan mbak weni memanggilnya mbak usi. Mungkin karena usia kami berbeda.

Jam 22.00 malam, akhirnya selesai juga pekerjaan. Kami membereskan semua lalu pulang masing-masing. Saat masuk gang Kampung Baru tempat tinggalku, aku melihat masih banyak warga sedang berkerumun didepan rumah bu usi bahkan sampai didepan rumahku, maklum lokasi padat. Aku semakin heran, saat sudah sampai didepan teras rumahku sambil turun dari motor. Tiba-tiba mbak tuti tetanggaku menghampiriku.

“Baru pulang wen?” sapa mbak Tuti.
“Iya mbak, biasalah pulang malam terus” kataku.
“Ada apa sih mba? Kok banyak orang” kataku pura-pura tak tahu.
“Itu, mba usi meninggal, dan jasadnya masih dijalan menuju kerumah” jawabnya.
“Apa? Innalillahi, tadi aditia ketempat kerja bilang lagi sekarat, kupikir cuma sakit biasa” kataku.

“Bukan,tapi meninggal karena melahirkan” katanya yang membuatku semakin terkejut.
“Apa? Memangnya bu usi sedang hamil?” kataku.
“Itu dia, tidak ada yang tahu kalau dia hamil. Makanya kami semua pada kaget” kata mbak tuti.

“Eh bentar-bentar mbak, aku mandi dulu, ceritanya dilanjutkan nanti saja ya. Dari pada aku takut mandi” kataku sedikit nyengir.
“Eh benar wen, ya sudah buruan mandi. Nanti aku ceritain saja malah kamu gak jadi mandi, aku saja takut, makanya dari tadi aku gak berani dirumah sendiri” katanya sambil tersenyum.

Lalu aku berpamitan meninggalkan mbak tuti diluar rumah untuk mandi, karena sangat tidak nyaman seharian berkeringat. 15 menit berlalu, usai mandi dan pakai baju beserta hijab tanpa bedakan, aku pun langsung keluar rumah lagi. Tapi tidak berani kerumah bu usi, karena banyak orang diluar. Aku mencari mbak tuti, tapi dia dirumah seebelah tempat bu Ijah. Lalu aku menghampiri mereka, yang ada disitu Untuk mengetahui info selanjutnya.

Dan setelah tahu kronologis beserta alibi mereka, aku mengernyitkan dahi dan menghela nafas dalam-dalam. “Astaghfirullah” kataku. Kami hanya mengelus dada masing-masing. Setelah peristiwa itu dan pemakaman bu usi selesai, banyak cerita aneh. Apa kalian penasaran? Sama aku juga.

Setelah jasad bu usi dimakamkan di TPU kota Madya Metro atas permintaan keluarganya. Dan setelah beberapa hari, tidak kerja karena diliburkan. Aku main kerumah mbak weni jika ada waktu senggang. Rumahnya pojok depan rumahku, jadi tidak memerlukan waktu lama untuk kesana. Saat sudah sampai dan masuk rumahnya. Tanpa basa-basi saya disuguhkan cerita aneh oleh mbak weni.

Iya, setelah meninggalnya bu usi, mbak weni jadi semakin takut terlebih lagi susah tidur. “Kenapa?” kataku. Bagaimana tidak? Meninggal dengan cara tidak wajar dan terkesan dadakan, terlebih lagi arifin anaknya tidak bisa tidur, kalaupun bisa tidur sering mengigau dan tidur sambil berjalan “katanya”. Aku pun hanya membalas dengan tertawa, “masa iya sampai segitunya” kataku.

“Ih benaran tahu” kata mbak weni yang tidak terima atas perlakuanku.
“Dari kemarin saya gak bisa tidur jagain arifin, dia ngigau sambil bilang, awas! Jangan duduk disitu, itu bayinya!” kata mbak weni.

“Lalu dia bangun, terus pindah kamar sambil matanya terpejam seolah-olah sedang bermimpi melakukan aktivitas, kadang dia keluar rumah tanpa sebab, kadang ketakutan” timpal mbak weni lagi.
“Karena itu sekarang aku sering ronda malam, dan mengunci pintu, biasanya pintu gak pernah saya kunci takut suami pulang aku ketiduran gak dengar, dia marah, jadi aku pilih jaga anak-anak, terutama jaga arifin, takut dia tidurnya sembarangan dan kabur keluar rumah lagi” katanya panjang lebar.

Gara-gara arifin juga, aku jadi tambah penakut karena dia bilang itu bayinya, saat paginya aku tanyakan, ternyata dia bermimpi lagi mengurus jenazah dan si temannya mau duduk, tapi mau dudukin bayinya. Jadi dia ngigau begitu” kata mbak weni yang lanjut cerita.

“Saat aku tanyakan, kenapa kamu tidur sambil berjalan atau kabur keluar rumah, tapi jawabannya ternyata dia gak melakukan itu semua, bahkan dia merasa masih tidur dikamarnya” kata mba wie yang membuatku hanya terbengong mendengar ceritanya.

Aku juga kasihan melihat arifin ketakutan begitu, bahkan keluarga bu usi dan anak-anaknya juga merasa takut dirumahnya sendiri. Terutama anak bu usi yang sering main bersama arifin, dia tidak berani tidur sendirian. Jadi dia minta ditemanin oleh arifin, tentu saja arifin juga takut. Tapi demi sahabat dia rela, tentunya di hari ke 3-7 dia baru berani menginap dirumah bu usi.

Hingga terjadi cerita lain. Yaitu, dari anaknya bu usi yang perempuan bernama Suci. Dia akan kekamar mandi. Tapi saat itu dia merasa aneh, saat lagi buka pintu kamar mandi. Dia melihat penampakan ibunya sedang menggendong bayi/adiknya. Penampakan itu menatap suci lalu tertawa dan menghilang. Sontak suci menjerit ketakutan, dan keesokan harinya dia tidak berani tidur atau kekamar mandi sendirian.

Dan ada lagi, yang dialami oleh salah 1 warga yang tidak tahu bahwa ibu usi sudah meninggal. Dia hendak lewat dan tidak sengaja bertemu ibu usi yang sedang duduk sendiri didepan rumahnya. Tapi setelah disapa, ibu usi hanya terdiam dan bermuka pucat. Setelah dia bertanya pada warga setempat,sontak dia terkejut setelah mendengar bahwa ibu usi sudah meninggal seminggu yang lalu.

Ibu usi ini dulu semasa hidupnya sangat ramah dan pandai bersosial seperti suaminya. Namun entah mengapa, sejak dia hamil mungkin karena malu sudah tua dan punya 4 anak bujang dan gadis, masih bisa hamil diusianya yang berkisar 40-an lebih jadi dia mengurung diri dirumah. Bahkan menghindar jika ada ibu-ibu ramai berbelanja sayur langganan didepan rumahnya, termasuk padaku. Dan saat mau melahirkan bayinya. Dia melahirkan sendiri dikamar mandi tanpa seorangpun tahu, bahkan keluarganya.

Dan waktu suci anaknya memergoki ibunya mengerang dikamar mandi. Ibu usi hanya menyuruhnya untuk diam dan melarangnya untuk membantunya atau memanggil orang rumah. Tapi si suci tidak tahu, kalau ibunya sedang berusaha melahirkan sendiri dikamar mandi. Jadi saking lamanya dan panik karena suara erangan bercampur rasa kesakitan, akhirnya dia beranikan diri memanggil bu ijah dan membujuk ibunya supaya mau membuka pintu kamar mandi.

Tapi ibu usi tetap bersikukuh melarang mereka mendekat. Saat suara erangan dan kesakitan berhenti, barulah bu ijah dan keluarga bu usi berani mendekati pintu kamar mandi lalu mendobraknya. Dan ketika mereka melihat apa yang terjadi. Bu usi sedang terkapar bersimbah darah dengan keadaan tidak mengenakan sehelai kain. “Astaghfirullah aladzim, dosa apa yang kau lakukan istriku” kata pak asep/suami bu usi.

Lalu mereka segera mengeluarkan bu usi dari kamar mandi dan memakaikan pakaiannya lalu bergegas menuju rumah sakit. Namun pak asep telah menitipkan sesuatu yang didalam ember yang ditutupin dengan kain pada bu ijah untuk mengurusnya. Awalnya bu ijah tidak mengerti, dan ketika tidak sengaja mau mengambil ember itu karena mau mengepel darah keseluruh ruangan rumah. Dia malah terkejut bukan kepalang.

Bahwa embernya berasa berat, padahal cuma kain isinya. Tapi setelah dibuka, ternyata ada sosok bayi laki-laki yang baru saja dilahirkan. Barulah dia lemas dan sadar dengan ucapan pak asep sejak mendobrak pintu dan menitipkan embernya kepada bu ijah. Sekian (Klik Disini)

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search