Kumpulan Cerita Horor Di Dunia Nyata Dan Dunia lain.

Agenreferralpoker | Kumpulan daftar nama agen judi domino poker online terpercaya





Jumat, 30 Juni 2017


Bagi Abdelrahman al-Azy, tugas yang perlu dilakukannya sebagai anggota ISIS sangat brutal. Tanpa mengetahui alasan tugas tersebut, dia harus mengikuti instruksi komandannya. Yaitu, membunuh seorang lelaki.

Sesuai perintah, Al-Azy diantar sesama anggota militan ISIS ke rumah seorang anggota SWAT Iraq. Itu adalah pasukan elit pemberantas teroris pemerintah Iraq. Dengan tenang, pemuda 23 tahun itu keluar dari mobil, dan menembaki Korbannya hingga mati. Saat itu, Al-Azy merasa sangat bangga tindakannya. Tetapi, saat ini, dia mengaku sangat menyesal dan menyakini apa yang dilakukannya salah.

Al-Azy adalah seorang anggota ISIS yang dari penjara yang lokasinya disembunyikan di Iraq. Penjara itu menampung tahanan pria yang terlibat dalam serangan ISIS ke Kota Kirkuk, Iraq, pada Oktober lalu.

Kisah Laith Ahmed tidak berbeda jauh. Ahmed bekerja sebagai tukang kayu ketika ISIS menguasai desanya di dekat Kota Hawija yang didominasi Sunni pada pertengahan 2014. 3 hari kemudian, seorang anggota ISIS menjanjikan akan memberinya gaji jika dia masuk ISIS.

Miskin dan tidak berpendidikan, Ahmed setuju untuk menandatangani berkas tanpa tahu konsekuensi tindakannya. ”Saya melakukan kesalahan. Saya tidak bisa membaca dan menulis. Semua yang saya lakukan salah,” katanya sambil mengusap-ngusap tangannya dengan gelisah.

Lelaki 26 tahun itu berambut pirang sebahu, janggut panjang, bermata hijau, dengan bekas luka di jidat dan hidungnya. Dari latar belakangnya, Ahmed ideal sebagai kacung ISIS. Sikapnya penurut, tidak berpendidikan, dan terbentuk dari kawasan radikal Sunni.

”Saya bersumpah kalau mereka semua membohongi kami. Saya tidak tahu apa-apa. Kami berjalan kaki sampai Kirkuk dan mereka memberikan kami senjata AK. Kemudian, mereka langsung menempatkan kami di lokasi spesifik kemudian meninggalkan kami semua”.

Otoritas Kurdi mengatakan kalau Ahmed adalah Inghamisi(anggota bom bunuh diri). Dan dia memimpin 5 anggota lain yang menyerang Kirkuk. Namun, Ahmed mengaku tidak tahu kalau dia Inghamisi(anggota bunuh diri). ”Saya berharap ini segera usai. Saya tidak tahu nasib saya sekarang. Namun, saya akan diadili dan semoga nanti bisa bertemu kembali dengan istri dan anak saya”.

Penyesalan juga datang dari Akram Ahmed, 20. Dia bekerja di toko resparasi ponsel sebelum seorang anggota ISIS menawarinya pekerjaan. Ahmed mengaku, iming-iming pembentukan negara di bawah bendera Islam sangat menggodanya. ”Mereka membujuk kami dengan agama. Saya mahasiswa hukum syariah di kampus. Jadi ide tersebut cocok untuk saya".

Ahmed bertugas untuk mengawasi tempat-tempat strategis yang akan diserang di Kirkuk. Menggunakan ponselnya, dia merekam gedung-gedung pemerintahan dan kepolisian. Banyak lokasi yang Ahmed ambil gambarnya diserang ISIS. ”Semua yang terjadi adalah tanggung jawab saya. Semua yang terjadi adalah kesalahan saya,” katanya dengan bibir bergetar.

”Saya selalu memikirkan itu semua. Padahal, dulu saya punya banyak teman di pasukan militer Iraq,” sambungnya. Ahmed mengaku kalau dia tidak memahami secara keseluruhan horor di bawah kekuasaan ISIS. Dia merasa ISIS jauh dari pembunuhan, perbudakan, dan penyiksaan yang selama ini ada di video propaganda.

Sekarang dia menyesal atas tindakannya dan sadar apa yang sudah dilakukannya bakal menghantuinya seumur hidup. ”Saya harap saya punya tempat di lingkungan suatu saat nanti,” katanya. Ahmed mengatakan, sekarang jika dia berjalan di jalan, orang berteriak kalau dia membunuh anak mereka.

”Kalau saya ke masjid, orang berkata akan membunuh anak saya. Jika saya nanti menikah, mereka mengatakan akan membunuh anak-anak kami". (Klik Disini)

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search