Kumpulan Cerita Horor Di Dunia Nyata Dan Dunia lain.

Agenreferralpoker | Kumpulan daftar nama agen judi domino poker online terpercaya





Senin, 26 Maret 2018

JIN KAFIR YANG MENJELMA MENJADI POCONG UNTUK MENGGANGGU WARGA

Pada tahun 1999, ketika baru masuk Sekolah Dasar (SD) kelas 2, kampung saya pada waktu itu setiap malam di teror oleh suara-suara serta penampakan sesosok pocong yang sedang menangis  di tengah malam. Asal mula munculnya pocong yang menangis ini ketika, salah satu warga kampung sebut saja Pak Kardi yang meninggal dunia, karena terjangkit virus HIV AIDS. Semasa hidupnya Pak Kardi terkenal sebagai orang berperangai kasar, suka mabuk-mabukkan, main perempuan dan sering di ketumukan sedang bermain judi di terminal oleh penduduk kampung.
Cerita Horor - Mengejar Pocong Yang Sedang Menangis
Cerita Horor - Mengejar Pocong Yang Sedang Menangis

Semua penduduk tidak ada yang berani dengan Pak Kardi, Pak lurah dan para tokoh agama di kampung pun sudah berulang kali menasihati dia, namun memang dasar kalau jiwanya sudah di rasuki iblis selamanya tetap akan jadi pengikut iblis. Kira-kira beberapa hari  kemudian pak Kadi di kabarkan meninggal di tempat pengasingannya di ujung kampung, karena dia malu sebagai pengidap HIV makanya dia mengasingkan diri. Warga yang selama ini merasa di rugikan atas kelakuan Pak Kardi semasa hidup tidak ada yang datang melayat, selain masih dendam, ada juga yang tidak mau datang, karena malu dekat-dekat dengan orang yang pengidap HIV AIDS, meski orangnya sudah meninggal.

Jenazah Pak Kardi di mandikan, di kafankan, kemudian di sholatkan di Mesjid dan di makamkan pada siang haru yang hanya di hadirkan oleh Pak lurah dan orang-orang yang masih mempunyai hati nurani untuk membantu menguburkan si Mayat tersebut. Jenazah telah di kuburkan, orang-orang hendak meninggalkan kuburan Pak Kardi. Tiba-tiba saja terdengar bunyi gelegar suara guntur di langit, padahal cuaca di siang hari itu lagi cerah. Astaghfirullah, berbagai macam spekulasi muncul di benak masing-masing yang ikut menguburkan jenazah Pak Kardi.

Pada malam tiba, tepat malam jum'at, kampung yang sunyi tiba-tiba saja di eboh kan dengan teriakan salah satu warga yang melihat ada sesosok pocong yang sedang menangis, melayang berputar-putar di sekitar tempat pengasingan Pak Kardi dulu. Itu terjadi berulang-ulang setiap malam selalu gentayangan di seluruh pelosok kampung, terkadang terdengar menangis di teras-teras rumah penduduk kampung. Warga yang semakin di cekam oleh teror pocong menangis berkonsultasi dengan para tokoh agama, kemudian merencanakan penangkapan pocong menangis pada malamnya kemudian.

Setelah diadakan perundingan, pada tokoh agama akan segera melakukan penangkapan pocong gentayangan yang sering meneror kampungku dan seisinya. Lokasi penangkapan di lakukan di tempat bekas pengasingan Pak Kardi dulu sehabis shalat isya. Sekitar pukul 10 malam, rasa penasaran ku semakin memuncak, saya ingin sekali melihat bagaimana orang-orang hebat itu menangkap pocong menangis peneror warga kampungku dan saya nekad keluar melalui jendela kamarku. Kemudian mengendap-ngendap agak jauh dari rumah,sudah agak jauh dari rumah saya, kemudian saya liat kanan kiri sepi. Tidak terlihat seorang pun, karena agak takut dengan suasana sepi diluar, maka saya berlari sekencang-kencangnya menuju tempat penangkapan pocong menangis, yaitu tempat pengasingan Pak Kardi dulu yang berjarak kira-kira 300 meter dari rumah saya.

Sampai sudah di sana nafas yang mengebuh karena lari cukup jauh tanpa henti, belum selesai mengatur nafas saya kaget. Rumah yang saya tuju, sepi, gelap tanpa cahaya lampu dan tanpa ada seseorang di sana. Kemana semua orang? Katanya prosesi penangkapan pocong disini? Belum selesai saya berpikir, tiba-tiba telingaku menangkap suara tangisan yang membuat saya bulu kuduku berdiri semua. Pandangan ku terpaku pada sosok putih di atas atap yang menatapku dengan wajahnya yang menyeramkan penuh darah. Sosok iotu melayang mendekat kearahku dan aku tidak bisa lari, kaki saya seakan terpaku ke bumi, mulut terkunci dan rasa takut semakin membuatku menggil.

Semakin mendekat saya semakin mengenali wajah sosok pucat penuh darah. Wajah Pak Kardi!! Kemudian sosok tersebut berhenti kira-kira 5 meter dari tempat saya berdiri. Dia kemudian mengeluarkan suara tangisan dan badannya berguncang halus ke kiri kanan, setelah itu saya tidak ingat apa-apa lagi. Pemandangan seakan gelap dan kabur, setelah itu sadar aku menemukan diriku berada di mesjid dan di kelilingi orang yang saya kenal, diantaranya adalah ayah saya. Ayah kemudian memeluk saya dan menanyakan keadaanku, aku baik-baik saja. Tapi kepalaku agak sedikit pusing, setelah itu saya demam dan sakit selama hampir 1 minggu. Ketika sakit saya sering mimpi buruk tentang Pak Kardi dengan wajahnya yang menyeramkan. Sakitku perlahan-lahan sembuh dan mimpi buruk itu lama-lama hilang, ketika saya di terapi oleh pak ustad kenalan dari ayah saya.

Setelah sehat, saya menceritakan pengalaman seramku itu kepada ayah dan keluarga saya lainnya dan jawaban ayah saya adalah ternyata malam itu lokasi penangkapan pocong itu di pindahkan ke kuburan pak Kardi. Di sana di bacakan doa-doa untuk ketenangan pak Kardi agar tenang di alam sana dan ternyata sosok pocong yang menyerupai Pak Kardi adalah sosok jin kafir yang selama ini adlah perewangan Pak Kardi. Jin itu berhasil di tangkap dan di kunci dalam tasbih pak Ustad, tasbih berisi jin kafir itu pun kemudian di buang ke laut. Semenjak itu suasana kampung saya tidak lagi mencekam dan tidak ada lagi gangguan pocong menangis. Sekarang saya sudah kuliah semester 1 dan kisah masa kecil itu akan selalu teringat sampai kapanpun.
Maret 26, 2018   Posted by Unknown in , with No comments

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search