Cerita Hantu - Perjalanan Yang di Ikuti Banyak Pocong

Pocong Yang Mirip Dengan Film Horror Indonesia

Cerita hantu seram yang ada di indonesia kali ini berasal dari kabupaten tangerang, yang berawal dari sebuah keluarga. Sebut saja bapak Hasan yang lebih dari 9 tahun menikah dengan ibu Rosmini dan dari hasil pernikahan mereka berdua mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang berumur 5 tahun dan bernama Agus. Bapak Hasan dan ibu Rosmini ini sangat sayang kepada anaknya yang semata wayang ini dan mereka hampir selalu menuruti segala kemauan anaknya Agus.

Kegemaran Agus adalah menonton televisi Film horror indonesia, bapak dan ibunya Agus tidak pernah melarang anaknya untuk menonton acara televisi yang bertajuk hantu indonesia tersebut. Bapak Agus hanya mengeleng-geleng kepala dan melihat anaknya didepan televisi yang sedang asik menonton film horror hantu indonesia. Kemudian memperlihatkan adegan hantu pocong yang sedang menakuti-nakuti orang lain, namun anaknya tidak merasa takut sedikit pun. Film hantu pocong berseries ini sangat digemari oleh Agus dan setiap hari dia hampir tidak pernah ketinggalan untuk menonton tayangan ini.

Cerita Hantu - Perjalanan Yang di Ikuti Banyak Pocong

Pada suatu hari ada sms dari adik dari bapak Hasan yang bertuliskan "mas, si Nining pengen ketemu Agus, kangen katanya dan ingin main bersama, besok mas bisa kesini kan?, begitu kurang lebih isi sms adik dari bapak Hasan yang berisi tentang ponakannya yang ingin bermain dengan Agus anaknya. Pada akhirnya bapak Hasan pun menyanggupi permintaan adiknya tersebut, agar rasa rindu keponakannya bisa tersalurkan.

Disisi lain ibu Rosmini yang tidak dapat ikut serta dikarenakan banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dan kemudian Bapak Hasan dan Agus pun baru bisa berangkat agak siang karena harus membantu sedikit-sedikit pekerjaan isterinya. Hingga pada akhirnya bapak Hasan dan Agus pun berangkat menuju rumah adiknya, dengan menggunakan angkutan umum. Setelah mereka turun dari angkutan umum, mereka telah tiba di ujung kampung adiknya tersebut.

Waktu telah menjelang magrib samar-samar terdengar suara mengaji yang pertanda akan datangnya adzan magrib, kemudian mereka harus berjalan kaki kembali untuk masuk kedalam perkampungan yang menuju ke rumah adiknya tersebut. Di kampung ini banyak sekali pemakaman kampung milik keluarga mereka sendiri yang di makam kan didepan, samping, kiri, kanan, belakang rumah masing-masing milik para penduduk kampung tersebut.

Karena berjalan kaki yang cukup jauh, selepas turun dari angkutan umum tersebut bapak Hasan pun menggendong anaknya, setelah bapak Hasan berjalan lumayan cukup jauh mereka melewati beberapa pemakaman kampung milik seorang warga.

Ada sekitar 5 makam di depan pekarangan rumah milik salah seorang warga, ketika bapak Hasan melewati tempat tersebut. Hawa yang dingin datang secara tiba-tiba dan bulu kuduk bapak Hasan pun meremang, bapak Hasan mencoba bersikap tenang sambil tetap menggendong anaknya.

Secara mengejutkan ketenangan bapak Hasan pun di buat goyah, ketika anaknya berkata kepada bapaknya, "pak itu banyak yang ngikutin kita pak". Keringat dingin pun deras keluar dari sekujur badan bapak Hasan dan jantung bapak Hasan pun seperti dipompa dengan cepat.

Bapak Hasan pun mencoba tetap tenang sambil bertanya kepada anaknya,"hussst, tidak ada yang ngikutin kita kok Gusss!!", Agus pun menjawab pertanyaan bapaknya, "itu banyak pak ada lima, Agus senang pak yang ngikutin kita kaya yang di televisi yang Agus suka nonton itu pak". Bagai disambar petir dalam hati bapak Hasan dan berkata itu berarti HANTU POCONG, kemudian pada akhirnya bapak Hasan yang berjalan agak cepat hampir dibilang lari kecil sambil menggendong Agus, kemudian tidak berselang berapa lama sampailah bapak Hasan di rumah adiknya.

Mereka menceritakan kejadian apa yang baru saja mereka alami, adik dari bapak Hasan pun hanya tertawa geli sambil berkata, "itu sudah biasa di kampung sini, jika ada orang dari luar kampung datang pada malam-malam sudah pasti di ikuti sama HANTU POCONG DISINI. Tidak apa-apa, cuma ingin berkenalan kok mas", pada akhirnya karena malam semakin larut mereka pun tertidur. Kelang 1 hari mereka pun pulang pada sidang hari, karena mereka takut pulang jika pada malam hari dan sesampainya dirumah pak Hasan pun bercerita kepada istrinya.