Kumpulan Cerita Horor Di Dunia Nyata Dan Dunia lain.

Agenreferralpoker | Kumpulan daftar nama agen judi domino poker online terpercaya





Jumat, 01 September 2017



Aku akan menceritakan suatu kisah pengalaman pribadi dan tentunya realiti, kejadian ini aku alami sekitar tahun 2015 silam tentang seorang jenazah korban tabrak lari.

Saat itu kakek dari pihak istriku sedang sakit-sakitan, jadi pihak keluarga istriku semua berdatangan untuk menjenguknya, begitu juga dengan aku yang turut menjenguknya, walaupun rumah kontrakan kami hampir berhadapan tapi kesibukan akan pekerjaanku yang menyebabkan aku jarang dirumah. Semua ahli keluarga berkumpul, bercengkrama dan membincangkan tentang giliran menjaga sang kakek. Sekitar pukul 19:00 malam barulah rapat keluarga selesai dan malam ini bapak mertuaku yang giliran untuk menjaga si kakek.
Cerita Horor - Ambulance Pengantar Mayat Yang Tersenyum
Cerita Horor - Ambulance Pengantar Mayat Yang Tersenyum

Aku pun sudah mengantuk mengajak istriku pulang untuk tidur di rumah, karena rumah kami dekat saja dari rumah sang kakek. Aku tidak bisa memejamkan mata karena terlalu berisik, orang-orang yang berada diluar rumah dan aku dengar samar-samar seperti orang yang bertengkar. Itu adalah bibi istriku dengan abangnya (mertuaku), istriku keluar rumah untuk meleraikannya namun si bibi malah marahi istriku yang membela bapaknya, lalu aku keluar untuk ajak istriku meninggalkan mereka dan untuk pergi tidur.

Pagi-pagi aku bangun terus mandi dan shalat subuh, aku menikmati segarnya pagi dengan aroma minuman khas kopi hitam kesukaanku. Aku sarapan kemudian pamit siap berangkat kerja dan kemudian seketika aku sedang beraktivitas ada SMS masuk di hp ku, tulisan smsnya “aa, si bibi kecelakaan, katanya korban tabrak lari dan kejadiannya tadi pagi jam 06:00, sekarang ada di rumah sakit, aku pun membalas “nanti sore habis kerja kita ke rumah sakit”.

Singkat ceritanya, aku sudah pulang, sampai rumah aku mandi shalat dan makan kemudian siap-siap untuk pergi besuk ke rumah sakit untuk melihat bibi yang menjadi korban tabrak lari. Sehabis maghrib kami pergi ke rumah sakit dan tidak lupa untuk singgah ke rumah mertua, sekalian bersama-sama untuk ke rumah sakit. Sesampainya disana aku langsung menuju ruangan tempat dirawatnya si bibi dan anak bibi yang bernama Lilis.

Kalau dilihat luka fisik luar Lilis tidak parah, malahan si bibi yang kelihatan babak belur tidak berdaya, namun kalau dilihat fisik dalam Lilis sangat parah. Saksi yang melihat kejadian korban tabrak lari itu mengatakan kalau Lilis terseret kendaraan colt bak akibat bajunya tersangkut besi bemper depan sampai 50 meter. Badannya tergencet ban belakang dengan trotoar jalan akibat oleng dan colt bak tersebut naik trotoar sedangkan sopir yang saat itu melarikan diri dan kemudian akhirnya sudah dibawa ke kantor polisi.

Dengan wajah yang cantik dan senyuman manis Lilis, memegang tanganku dan meminta maaf jika ada salah, aku pun sama untuk meminta maaf begitu pula istriku. Kami pamitan kepada bibi dan Lilis karena sudah jam 21:00 malam dan kami terus pulang. Sesampainya dirumah baru saja aku mau nyalakan tivi ada sebuah pengumuman tentang berita duka telah berpulang ke rahmatulloh saudari Lilis anak bapak Dodi, dan hatiku langsung terasa percaya dan tidak mendengar berita itu. aku telepon kang Anto dan dia bilang, ya benar sekarang semua mau kesana, dan kemudian aku pun ikut mereka ke rumah sakit. Sesampainya di sana suara tangis mengisi ruangan pasien suasana duka menyelimuti mereka, dan kemudian aku berlari ke bagian administrasi untuk menyelesaikan semua biaya dan meminta ambulance untuk mengantar jenazah Lilis.

Jenazah di masukan ke dalam ambulance jam 23:00 dan didepan sudah naik bapak mertuaku dan bapak dari almarhumah, aku menutup pintu ambulance dan segera naik motor ikut kang Anto, kemudian aku dipanggil oleh sopir dan dia bilang “maaf dek, kalau bisa harus ada orang yang menjaga jenazah dibelakang”. Aku terus mencari pihak keluarga yang lain dan tidak aku temukan karena mereka sudah pergi langsung menuju rumah duka dengan motor mereka, hanya aku dan kang Anto yang tertinggal.

“Kang Anto Akang mau tidak nemenin jenazah sama aku di ambulance?” tanyaku, Berbagai alasan dia utarakan, aku paham kang Anto kan penakut sama kayak aku. Bapak mertuaku langsung ngomong “dah nak Rahmat masuk saja tidak bakal ada apa apa, bapak kan nemenin paman biar tenang dia”. Okelah aku masuk juga akhirnya ke dalam mobil ambulance dan perjalanan pun dimulai.

Saat itu aku masih tenang dan berani karena lampu kota menerangiku, namun disaat memasuki jalan desa remang-remang, yang suasana di dalam ambulance, kemudian ditambah lagi kaca pembatas dengan sopir ditutup dan di cat warna putih sehingga tinggal aku dan jenazah almarhumah yang bisa aku rasakan waktu itu. Jalan kampung banyak lubang lagi membuat sopir untuk banting stir kanan dan kiri dan kain penutup jenazah terbuka sedikit demi sedikit sampai akhirnya terlihat jelas wajah pucat jenazah dengan mata terbuka dan aku lihat ada darah keluar di bagian hidung.

Astaghfirullohal adzim, kemudian aku tutup kembali kain dan merapikan nya, tidak berapa lama kemudian kainnya merosot lagi dan terbuka lagi wajahnya yang pucat dan jenazah bergoyang-goyang akibat jalan yang berlubang dan jelek. Aku merasakan betisku menyentuh sesuatu yang dingin, keringatku mengalir deras, dan rasa takutku tidak dapat ku tahan, kemudian aku melihat tangan nya bergerak menyentuh betisku dan aku coba untuk melihat wajah nya.

Masya Allah wajah pucat dengan mata terbuka dan senyum menyeringai, Sungguh mengerikan, aku sontak memukul kaca pembatas dengan sopir dan kemudian terbuka kaca pembatas itu lantas si sopir bertanya,

“kenapa dek, ada apa?”.
“Pak sopir stop ambulance aku mau turun, aku mau jalan kaki saja, aku tidak tahan pak diam sama jenazah” Ketusku.
“Nak, bapak kasih tau ya....Sebenarnya kalau mobil jenazah sedang membawa jenazah itu dilarang berhenti di tengah jalan, takut terjadi apa apa” kata sopir.
Mertuaku pun ikut nimbrung “nak Rahmat bentar lagi juga sampai”.
“Hmm tapi jangan tutup kaca pembatas itu” Kataku.

Aku mencoba untuk memberanikan diri walaupun keringat mengucur deras sehingga bajuku basah karena keringat, akhirnya sampai juga di depan gang rumah duka. Aku buka pintu ambulance dan langsung jenazah di angkat oleh warga ke rumah duka, dan aku menghampiri istriku terus mengajak pulang.

Istriku: aa hebat berani banget.
Aku: gimana tidak berani, aku terpaksa, lihat baju sampai basah begini nahan takut untung saja tidak buang air kecil dicelana.

Sampai dirumah aku mandi ganti baju dan melayat kerumah duka bersama istriku Dan jenazah itu lalu dikebumikan keesok harinya pada pukul 07:00 pagi.
Asalqq Situs poker online, Kumpulan Situs Domino, Situs Poker Indonesia, poker online, domino online, agen domino qq, adu q, bandar sakong, sakong online

September 01, 2017   Posted by Unknown in , with No comments

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search