Kumpulan Cerita Horor Di Dunia Nyata Dan Dunia lain.

Agenreferralpoker | Kumpulan daftar nama agen judi domino poker online terpercaya





Rabu, 23 Agustus 2017

Penyakit Yang Di Obati Mahluk Ghaib



Segala macam penyakit pasti selalu ada obatnya karena Allah menurunkan penyakit pasti juga menurunkan obatnya, namun kadang obat atau kesembuhan tersebut bisa datang dari hal-hal yang diluar pikiran kita. Sepasang suami-istri yang telah lama meninggal berhasil mengobati penyakit istriku. Meski sulit diterima akal sehat, namun aku tetap bersyukur karena kini istriku sudah sembuh seperti sediakala.

Musibah demi musibah terjadi pada keluargaku yang Belum genap 100 hari meninggalnya putriku karena kecelakaan lalu lintas, kini kemalangan kembali menerpa keluargaku. Maya istriku, mengalami kebutaan dan kemudian Gejala kebutaan itu memang sudah tampak sejak 1 tahun yang lalu. Dokter sudah memperingatkan agar istriku tidak bekerja terlalu keras, Dia juga tidak boleh bersedih dan menangis hingga mengelukran air mata, kemudian Kurang tidur serta air mata yang sering keluar, karena dapat menyebabkan syaraf matanya terganggu.
Cerita Misteri - Penyakit Yang di Obati Oleh Kakek Dan Nenek Yang Sudah Meninggal
Cerita Misteri - Penyakit Yang di Obati Oleh Kakek Dan Nenek Yang Sudah Meninggal

Aku pun mempekerjakan pembantu rumah tangga demi meringankan beban pekerjaannya di rumah Tetapi kadang Maya bandel, Tanpa sepengetahuanku dia sering menyapu halaman rumah dan membakar sampah yang asapnya sering membuat matanya pedih. Satu hal yang membuat matanya semakin parah, yaitu saat meninggalnya Lina, putri tunggal kami.

Sebuah mini bus yang berjalan dengan kecepatan tingggi telah merenggut nyawa anakku, saat dia menyeberang jalan sepulang dari perpustakaan. Peristiwa ini tentu saja membuat Maya sangat terpukul, yang Sepanjang harinya tidak henti-hentinya menangis, hingga mengakibatkan air matanya kering dan akhirnya Ia menjadi buta. Sebagai suami, tentu saja aku turut merasakan betapa penderitaan Maya, istriku tercinta itu.


Aku berusaha kesana kemari mencari jalan agar penyakit yang diderita istriku sembuh dan Tidak ada cara lain untuk mengobati mata istrimu, selain dengan operasi, karena syaraf matanya telah putus. Untuk itu perlu dilakukan operasi penyambungan syaraf mata, Tapi, maaf, biayanya cukup besar,” ucap dokter Darwin, seorang dokter ahli penyakit mata di rumah sakit swasta.
“Kira-kira berapa biayanya, dok?”Tanyaku.

Sekitar 70 sampai 90 jutaan.” Aku tidak terlalu terkejut mendengar jumlah yang dikatakan oleh dokter Darwin, dan Yang jadi masalah bagiku, dari mana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu? Aku cuma seorang karyawan di sebuah perusahaan swasta dengan gaji yang hanya cukup untuk menutupi biaya hidup sehari hari.

Aku memang punya mobil tua yang biasa aku pakai untuk kendaraan pulang pergi bekerja karena lokasi tempat pekerjaanku lumayan jauh. Seandainya mobil itu aku jual, lantas bagaimana nanti aku pergi ke tempat aku bekerja? Seandainya kupaksakan menjualnya, itupun jauh dari cukup untuk membayai operasi istriku. Aku melangkah gontai mendorong kursi roda istriku keluar dari rumah sakit dan kemudian Selama perjalanan aku cuma terdiam, sambil sesekali melirik ke arah istriku. Kulihat Maya juga terdiam, sepertinya dia bisa membaca perasaanku. Kembali terdengar di telingaku saat aku membawanya ke rumah sakit.

“Sudahlah, Mas. Biarkanlah aku begini., Ini mungkin sudah suratan nasibku...” katanya irih saat mendengar kalau pihak rumah sakit tidak sanggup mengobati matanya.
“Tidak Maya, Bagaimanapun aku harus mengabati matamu agar kau bisa melihat kembali dan ingat Maya, kita tidak boleh berputus asa. Tuhan membenci umatnya yang mudah putus asa,” jawabku. Maya cuma terdiam dan Kembali air mata membasahi pipinya.

Aku teringat pada masa 13 tahun silam, saat pertama aku bertemu dengan istriku dan pada Saat itu Maya hanya gadis sederhana yang pendiam itu telah meruntuhkan hatiku. Kukatakan demikian, karena dari sekian banyak gadis yang kukenal dan kupacari hanya Maya yang dapat meruntuhkan hatiku.

Terlintas kembali wajah Sari, gadis cantik dan pintar, anak seorang pengusaha yang secara demontratif mengejarku, namun selama itu aku cuma menganggapnya tidak lebih dari sekedar teman belaka. Saat Sari menyatakan cintanya padaku, dengan halus aku menolaknya, karena Sikapku itu tentu saja membuat Sari jadi sakit hati.

Kisah Misteri Cerita Mistis Nyata Ternyata Penyakit Istriku Di Obati Sepasang Kakek Nenek Yang Telah Tiada


Kau terlalu sombong, Roni. Perempuan seperti apa yang kau cari? Aku ingin melihat perempuan seperti apa yang akan menjadi istrimu nanti,” ucap Sari dengan nada sengit. Aku cuma terdiam dan tidak menanggapi ucapannya dan Aku sengaja tidak mau menjawabnya, karena aku tidak mau dia semakin sakit hati padaku Dan sejak itu Sari menghilang dariku. Kabarnya dia pergi ke Amerika dan menikah dengan lelaki asing.

“Kita sudah sampai, Pak!” Suara Hasan, supirku, membayarkan semua lamunanku, dan Aku sampai terkejut dibuatnya. Cepat aku menurunkan kursi roda dan membimbing Maya untuk turun dari mobil. Di rumah rasa galauku belum juga reda, Apalagi kalau aku memandang wajah istriku. Kasihan kau Maya... Siang itu seharusnya aku pulang cepat, karena aku tahu Maya pasti menunggu aku untuk makan siang bersama. Tetapi tidak tahu kenapa, tiba-tiba aku menghentikan mobilku di sisi gerbang taman Dipanggar, kemudian Aku mengunci mobilku, lalu melangkah ke dalam taman.

Di sebuah kursi aku duduk meluruskan kaki dan Baru saja aku berniat mengambil sebatang rokok di saku baju, tiba-tiba terdengar ada suara memberi salam. “Assalamu’alaikum Reflex aku menoleh ke arah suara itu dan tidak tahu dari mana tiba-tiba aku melihat seorang lelaki yang boleh kusebut kakek, sudah berada di sampingku. Belum sempat aku menjawab salamnya, kakek itu sudah berkata lagi.

Kamu kelihatannya sedang gelisah? Tanya kakek itu. Kuperhatikan dengan seksama lelaki tua di hadapanku ini. Dia mengenakan celana panjang sebatas mata kaki, kemeja tangan panjang berwanna putih yang tampak kusam. Peci hitam yang dipakainya juga kelihatan sudah agak memutih. Kutaksir usia kakek itu sekitan 70 an tahun.
“Dari mana kakek tahu?” Aku balik bertanya.
“Aku dapat membaca dari raut mukamu. Kalau boleh tahu apa yang membuatmu jadi resah begitu?”
“Istriku sedang sakit,” jawabku.
“Kalau boleh tahu, sakit apa istrimu?” Aku tidakk segera menjawab. Kutatap wajah kakek itu. Dia tersenyum. Setua ni tetapi giginya masih utuh, batinku. Tiba-tiba timbul rasa curigaku, Jangan-jangan orang ini punya maksud tertentu, batinku lagi.

“Aku tahu kau merasa curiga padaku dan Percayalah, aku tidak seburuk prasangkamu, Aku hanya ingin menolong sesama dan ltupun kalau Kau tidak merasa keberatan..
Aneh, kakek ini seperti tahu apa yang aku pikirkan Dan yang lebih aneh lagi, tiba-tiba aku merasa keraguanku itu jadi hilang. Maka kuceritakan padanya apa yang kurasakan saat ini.

Tentang musibah beruntun yang menimpa keluargaku, dan juga tentang kesulitan biaya untuk mengobati mata istriku dan kemudian Setelah mendengar ceritaku itu, kakek yang memperkenalkan dirinya Ki Joko itu menawarkan pengobatan alternative padaku. Dia mengajak aku ke sebuah tempat di daerah Pringsewu. Saat itu tanpa basa-basi aku menyutujui ajakannya.


Siang itu juga kami berempat menuju tempat yang dikatakan oleh Ki Joko. Tempat itu cukup jauh dan kemudian Jalan menuju ke sana cukup berliku-liku dan terasa asing bagiku, terutama bagi Hasan. Ketika Hasan mengatakan kalau dia baru pertama kali melihat daerah itu, aku lihat Ki joko cuma tersenyum.

Saat terdengar kumandang adzan Maghrib dan Sebuah mushola yang kami lewati akhirnya kami sampai di tempat tujuan, kemudian Mobil kami berhenti tepat di depan sebuah rumah berdinding papan. Rumah itu kelihatannya sudah tua sekali, tapi Anehnya tidak ada rumah lain di sekitar tempat itu Atau mungkin aku yang tidak melihatnya karena suasana sudah gelap.

Kedatangan kami disambut oleh seorang perempuan setengah baya yang usianya kukira tidak jauh dengan usia Ki Joko Tetapi meskipun sudah tua, aku masih bisa melihat sisa-sisa kecantikan di wajah perempuan paruh baya itu. Dia memakai kain yang tampaknya masih baru dan kebáya brukat berwarna kuning keemasan, kemudian Ki Joko memperkenalkan perempuan itu sebagai istrinya.

“Mari masuk, jangan sungkan,” kata perempuan tua itu yang menyebut dirinya Nyi Lestari dan kemudian Aku membimbing Maya masuk ke dalam. Suasana di dalam rumah itu nampak remang diterangi sebuah lampu senter yang diletakkan di atas meja, tidak ada barang berharga di dalam rumah itu. Cuma ada meja kayu dan sebuah kursi panjang yang terbuat dari kayu, Sedangkan lantainya hanya tanah.

Kala aku duduk dan istriku duduk, kulihat Ki Joko berbicara pada istrinya dengan suara lirih setengah berbisik dan kemudian Kulihat istrinya mengangguk-angguk seraya melihat ke arah kami berdua. Lalu dia mendekati Maya, dan berkata,
“Berdirilah, Aku akan mengobati matamu!”

Aku segera membimbing Maya berdiri, Nyi Lestari lalu mengusap kedua mata istriku berulang kali. “Sekarang kamu antarkan istrimu ke belakang, di sana ada sumur, cucilah mata istrimu dengan air sumur itu,” ujar Ny Lestari. Aku segera membimbing Maya berjalan ke belakang rumah dan kemudian Di sana memang ada sebuah sumur yang airnya sangat dangkal. Aku suruh Maya berjongkok, Setelah itu aku mengambil air sumur dengan tangan kananku dan mengusapkannya pada wajah Maya secara berulang-ulang. Setelah selesai, kamu masuk kembali ke dalam rumah.

“Pengobatan sudah selesai, Supaya tidak kemalaman, kalian boleh pulang sekarang. Maaf saya tidak mengantar kalian,” kata Ki Joko padaku. Sebelum pamit, kusodorkan amplop yang sudah aku persiapkan sewaktu akan berangkat ke sini pada Ny Lestari Tetapi perempuan itu menolaknya.

Simpan saja uang itu untuk keperluan yang lain, Di sini kami tidak memerlukan uang,” ujar Ny Lestari. Aku pun tidak berani memaksanya meski rasanya aneh ada dukun yang menolak bayaran dari pasiennya. Tepat pukul 22:00 malam, kami meninggalkan tempat itu dan Sepanjang perjalanan pulang, aku tidak henti memikirkan apa yang baru kualami di tempat sepasang suami-istri misterius itu. Aku katakan misterius karena mereka hanya tinggal berdua di tempat yang terpencil, tanpa tetangga sama sekali.

Kemudian yang membuat heran, aku sama sekali tidak merasa kalau Ny Lestari Benar-benar mengobati istriku, Sebab dia tidak melakukan ritual layaknya dukun yang mengobati pasiennya. Rasa heranku semakin menjadi-jadi setelah amplop pemberianku ditolaknya.

Pukul 01:00 dini hari kami sampai di rumah dan Ketika hendak turun dari mobil, tiba-tiba Maya merasa sesuatu yang aneh pada matanya. Samar-samar dia bisa melihat bayangan rumahnya dan kemudian Semakin lama, pandangannya semakin jelas.
“Subahanallah, Mas! Aku bisa melihat lagi,” pekiknya kegirangan. Dia berlari dan bersujud di depan pintu dan kemudian Aku segera memburu dan memeluknya dari belakang.
“Benarkah kamu sudah bisa melihat?” tanyaku setengah tidak percaya sekaligus gembira.
“Iya, Mas. Aku bisa melihat lagi,” kata Maya sambil mengangguk:

Subahanallah..! Terima Kasih ya Allah, bisikku. Kami berpelukkan meluapkan rasa gembira dan Kini suasana yang bahagia penuh kegembiraan kembali mewarnai keluargaku. Tiada hentinya kami bersyukur pada Allah SWT yang telah mengembalikan kebahagiaan yang sempat hilang dalam keluarga kami. Kami juga mengucapkan terima kasih pada Ki Joko dan Nyi Lestari yang telah mengobati istriku.

“Besok kebetulan hari libur, Bagaimana kalau kita berkunjung ke tempat Ki Joko untuk menyampaikan kabar gembira sekaligus mengucapkan terima kasih kepada mereka,” kataku pada Maya.
Keinginanku langsung disambut gembira oleh Maya. “lya, Mas. Bagaimanapun mereka berdua telah berjasa besar pada kita, terutama pada diriku,” jawab Maya.

Keesokkan harinya aku dan Maya dengan ditemani Hasan sopirku, berangkat ke rumah Ki Joko dan dengan Sengaja kami berangkat pagi-pagi sekali agar nanti pulangnya tidak kemalaman. Di tengah jalan kami mampir ke minimarket untuk membeli oleh-oleh buat Ki Joko dan istrinya.
“Kamu masih ingat jalannya, kan San? tanyaku pada Supirku.
Hasan mengangguk pasti dan kemudian Dia membawa mobil dengan keyakinan tinggi jika dirinya tidak salah jalan. Namun setelah beberapa waktu lamanya kami berkendara, kami dibuat bingung karena kami tidak menemukan rumah Ki Joko.

“Kami yakin tidak salah jalan, San?” tanya istriku mulai cemas. “Tidak, Bu. Saya yakin rumahnya di sini dan Saya masih ingat betul ketika malam itu saya memarkir mobil di bawah pohon sawo ini,” jawab Hasan sambil memperhatikan pohon sawo di depannya.
Kami terdiam untuk beberapa lama, Hanya saling pandangan dengan pikiran masing-masing dan Di sekitar tempat itu memang tidak ada rumah sama sekali.

Kisah Mistis Cerita Misteri Baru Tersadar Ternyata Tempat Itu Adalah Kuburan


Hanya hamparan ilalang sepanjang mata memandang dan kemudian Suasananya juga sangat sepi meski siang hari, Tiba-tiba mataku terpaku pada batang pohon randu yang kelihatannya angker. Aku mendekat dan sedikit agak kaget melihat sumur yang airnya sangat dangkal. Sepertinya aku pernah melihat
sumur ini. Tidak salah, ini adalah sumur tempat aku mencuci muka Maya saat berobat ke Ki Joko dan istrinya, kataku dalam hati...Astaga’ Dadaku berdegup sangat kencang ketika mataku melihat sepasang makam di bawah pohon randu yang sudah hampir rata dengan tanah. Nisannya yang terbuat dan kayu nyari habis dimakan rayap. jadi...jadi? Tiba-tiba bulu kudukku merinding, Belum lagi reda rasa takutku, tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara seseorang.

Itu adalah makam ki Joko dan istrinya. Kasihan, tidak ada keluarga yang mengurusnya,” ujar laki-laki tua yang tiba-tiba sudah berada di depanku. Bagaimana Anda tahu?” tanyaku keheranan.
Saya warga sekitar sini yang Kebetulan tadi lewat di sini dan lihat Bapak sedang terbengong. Saya kira Bapak keluarga Ki joko,” jawabnya sambil berlalu tanpa memberi kesempatan padaku untuk bertanya lebih jauh soal Ki Joko.

Buru-buru aku kembali ke tempat istriku berdiri di bawah pohon sawo, yang kemudian Aku ceritakan sekilas apa yang sesungguhnya telah terjadi dan Maya memekik saking takutnya. Berarti yang kami temui malam itu arwah Ki Joko dan istrinya yang maujud demi menolong kamu. Buru-buru kami beristigfar.

Mohon ampun atas segala dosa kami, Sungguh ini sangat mustahil dan sulit dicerna dengan akal sehat, Tetapi saat itu aku tidak mau berpikir macam-macam. Aku ambil hikmahnya dan peristiwa yang kami alami dan mengembalikan semuanya pada Allah SWT. Sebab tidak ada yang mustahil di dunia ini jika Allah sudah berkehendak Sebagai umatnya.
Asalqq Situs poker online, Kumpulan Situs Domino, Situs Poker Indonesia, poker online, domino online, agen domino qq, adu q, bandar sakong, sakong online

Agustus 23, 2017   Posted by Anonim in , with No comments

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search