Kumpulan Cerita Horor Di Dunia Nyata Dan Dunia lain.

Agenreferralpoker | Kumpulan daftar nama agen judi domino poker online terpercaya





Kamis, 10 Agustus 2017

Misteri Siluman Harimau pemberi keturunan terkuak 


Siluman harimau putih,siluman harimau hitam atau manusia harimau yang seolah memberikan restu kepada Eko. Lelaki yang sudah 10 tahun menikah dengan si kembang desa, Farida, tetapi belum juga dikaruniai keturunan itu. Entah siapa yang salah, yang pasti, walau telah berobat pada 4 orang dokter, bahkan pada puluhan “orang pintar”, namun hasilnya tetap saja tidak ada.

Ketika frustasi mulai merayapi hatinya, di salah satu Café, Eko bertemu dengan seseorang yang mengaku dapat memberikan jalan agar apa yang selama ini diinginkan dapat terkabul dalam waktu dekat.
Cerita Misteri - Keturunan Siluman Harimau
Cerita Misteri - Keturunan Siluman Harimau

Kang,sebulan setelah saya kesana, istri langsung mengandung,” demikian lah lelaki yang mengaku bernama Erwin itu.
“Benarkan?” Potong Eko penasaran.
Erwin pun langsung menceritakan pengalamannya dan kemudian Eko hanya mengangguk dan sesekali menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal itu. Tidak lama kemudian, kembali terdengar suara Erwin;
“Bagaimana Kang?”
“Baik ... saya setuju, karena saya dan Farida tak lagi jadi pembicaraan orang sekampung,” kata Eko dengan suara mantap. Setelah itu mereka pun menentukan harinya, kedua orang yang baru saja bertemu itu langsung berpisah dan kembali ke rumah masing-masing. Sepanjang jalan, Eko hanya tersenyum kecil, yang Wajahnya tampak bahagia dan Hatinya selalu berkata; “Semoga, Mbah Marijan, sang penunggu beringin tua itu bersedia menolongku.”

Dan benar, pada hari yang telah ditentukan, Eko melihat Erwin berdiri di samping mobilnya di pinggir jalan raya itu. Eko langsung menghampiri dan memeluk Erwin dengan erat bagai sahabat lama yang beberapa tahun tak pernah bertemu.

“Silakan naik, jangan sungkan,” kata Erwin sambil membuka pintu mobilnya. Selama dalam perjalanan, keduanya terilibat dalam pembicaraan yang hangat seputar keluarga masing-masing, Dan pembicaraan itu kalau Eko menyimpulkan, Erwin adaiah salah seorang pengusaha muda yang bergerak di bidang perikanan darat yang tergolong sukses.

Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan, keduanya pun sampai di tujuan, sebuah desa kecil yang terletak di salah satu kaki gunung di bagian selatan Jawa Timur. Erwin pun mengajak Eko menuju ke satu gubuk terpencil yang terletak di pinggiran desa sekaligus di dekat pemakaman umum.

Tidak lama kemudian, dari balik bilik kusam itu tampak cahaya lampu minyak yang bergoyang-goyang. Erwin, kembali terdengar suara serak dan bayangan tubuh seorang tua yang masih tampak sangat sehat.
Erwin langsung mencium tangan orang tua itu dengan penuh hormat Dan tak lama kemudian, terdengar katanya; “Mbah Subur... ini Eko”.

Orang tua yang akrab disapa Mbah Subur langsung mengangsurkan tangan, dan Eko pun menyambut dan mencium tangan itu dengan penuh hormat. Setelah saling menanyakan kesehatan dan pengalaman di perjalanan, Erwin pun mengutarakan maksud kedatangannya Dengan panjang lebar, Eko pun menceritakan perjalanan hidupnya selama ini Sementara itu, Mbah Subur hanya mendengarkan sambil menghisap rokoknya dalam-dalam.

“Baik kalau begitu, sekarang istirahat dulu di sini dan Besok, beli segala ubo rampenya.
Jangan sampai ada yang ketinggalan,” ujar Mbah Subur cerita dukun sakti sambil menggelar tikar lusuh di lantai. Keesokan harinya, ketika mentari sepenggalah, Erwin dan Eko sudah di tengah-tengah kerumunan manusia yang tengah berbelanja di pasar tradisional yang tergolong besar di desa itu.

Setelah merasa cukup, keduanya langsung bergegas menuju gubuk Mbah Subur yang dengan sigap mempersiapkan segala sesuatunya dan kemudian Beberapa jam kemudian, tampak senyum menguar dari mulut Mbah Subur. “Nanti, menjelang maghrib, semua ini kita bawa ke bawah pohon beringin di tengah pemakaman itu”, ujarnya dingin.
“Erwin ... jangan lupa, beritahu Eko tata cara mandi keramas,” imbuhnya.
“Baik Mbah,” sahut Erwin.

Eko hanya menatap keduanya dengan pandangan penuh curigaan dan bingung dan selama ini, ia belum pernah melakukan hal-hal yang semalam dikatakan oleh Mbah Subur. Hatinya gembira bercampur kecut, Betapa tidak, gembira karena ingn mendapatkan keturunan, dan kecut karena harus duduk sendirian di bawah beringin tua yang tumbuh di tengah makam.

Malam itu, bertepatan dengan bulan purnama penuh dan hari yang dipandang keramat, Jumat Kliwon, tampak 3 tubuh manusia yang berjalan dengan hati-hati di antara nisan yang berserak. Cahaya bulan purnama seolah menerangi langkah ketiganya... dan beberapa waktu kemudian, setelah menata ubo rampe yang kebanyakan berupa daging mentah yang diberi bumbu tertentu, kembang 3 macam, sirih lengkap, kelapa hijau dan banyak lagi yang lainnya, tampak Mbah Subur membakar sabut kelapa yang sebelumnya telah disirami minyak tanah.

Setelah menjadi bara, tangannya langsung mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya dan menaburkannya di bara itu dan Tak lama kemudian, tercium bau wangi bercampur sangit memenuhi udara sekitar. Lantunan kidung yang tak pernah diketahui artinya oleh Erwin dan Eko langsung meluncur dari mulut Mbah Subur.

Mendadak, rembulan pun tertutup dengan awan hitam nan pekat dan Seiring dengan itu, suasana yang semula tenang tiba-tiba berubah menjadi Suara-suara aneh mulai terdengar, di sana-sini, tampak berkelebat makhluk-makhluk yang sukar untuk diketahui dengan pasti wujud aslinya. Mbah Subur langsung berdiri dan menggamit bahu Erwin untuk mengajaknya pergi dan Kini, tinggai Eko seorang diri....
‘Jaga pikiranmu, kemudian Pusatkan hati dan minta Mbah Marijan untuk segera datang,” demikian pesannya sambil berjalan menjauh.

Eko hanya mengangguk Tapi apa daya, keinginannya untuk mendapatkan anak agaknya telah berhasil menyingkirkan segala ketakutannya. Kini, dengan ditemani cahaya lampu minyak yang terbuat dari botol kecil bersumbu, Eko hanya duduk dan membaca mantra pendek yang diajarkan oleh Erwin tanpa henti. Berbagai godaan yang menakutkan, mulai dan kemunculan jerangkong, banaspati bahkan misteri penampakan kuntilanak cantik yang menggiurkan, tak berhasil mengganggu konsentrasinya.

Akhirnya, dengan di iringi angin puting beliung, tampak sesosok tubuh tua, bertongkat dan didampingi harimau loreng yang demikian besar mendatangi dan berkata; “Aku sudah mengetahui apa yang menjadi keinginanmu anak muda. Kunyahlah selembar daun sirih itu, kemudian, sapukan pada kemaluanmu Dan sekarang, kembalilah pulang,” tambah Mbah Marijan dengan senyum.

Tak lama kemudian, Eko pun sampai di rumah Mbah Subur. “Yah ... nanti, si jabang bayi merupakan pewaris ke tujuh dari Mbah Marijan.” Eko hanya bisa tersenyum dan mencium tangan Mbah Subur dengan takzim.
Eko tiba kembali di rumahnya tepat pukul  09:00 dan Farida yang melihat kepulangan suaminya, langsung menghambur dan memeluknya dengan manja serta menanyakan oleh-oleh untuknya.

Setelah mengecup kening sang istri, Farida yang sudah 4 hari ditinggal, langsung bangkit birahinya, Setelah meminta Eko untuk membersihkan tubuhnya, keduanya langsung berasyik masyuk di pagi nan cerah itu. Sekali ini, Farida merasakan ada yang berbeda dengan perlakuan Eko dan yang dirasakan begitu garang, seolah hendak melepaskan rasa rindunya selama 4 hari ini sampai tuntas.

Hingga pada suatu hari, sambil berbisik manja, Farida menceritakan bahwa dirinya telah beberapa waktu tidak datang bulan.
“Hah ... ayo kita ke dokter,” kata Eko dengan penuh semangat.
Sambil tersenyum, dokter pun memberikan selamat dan berpesan panjang lebar; “Akhirnya, penantian panjang Bapak dan Ibu membuahkan hasil. Ibu benar-benar positif hamil, tolong jaga kandungannya baik-baik, jaga kesehatan, dan jangan lupa meminum vitamin dan selalu kontrol pada waktunya.”
Waktu terus berlalu, pada saatnya, kembali bertepatan dengan Jumat Kiiwon, Farida pun melahirkan dengan selamat. Eko yang begitu gembira langsung menggendong sang bayi yang diberi nama Herman Firmansyah itu.

Tak ada yang berbeda dengan yang lain, dalam keseharian, Herman juga bermain-main dengan anak-anak yang sebaya dengannya, Malahan boleh dikata, Herman adalah sosok anak yang banyak memiliki sahabat. Selain mau berbagi dengan sesama, Ia juga dikenal sebagai anak yang ringan tangan.
Keanehan baru terlihat ketika ia duduk bangku kelas 3 SMP Ketika itu, mereka baru saja kembali dari alun-alun untuk berolahraga. Di tengah perjalanan, ada beberapa pelajar SMK yang menggoda bahkan menarik tangan teman perempuannya, Melihat itu, Herman langsung mendekat dan menegumya; “Bang ... jangan begitu dong.”

“Mau apa lu?” Kata yang ditegur sambil memukul kepala Herman. Herman berkelit, ia sama sekali tidak membalas, hanya berkelit, berkelit dan terus berkelit. Melihat itu, ketiga pelajar SMK yang semula menonton menjadi marah, Tanpa dikomando, mereka langsung mengeroyok Herman. Ketika salah seorang dari mereka mencabut clurit, tiba-tiba, dari mulut Herman terdengar gerengan. . .dan kelima jari tangannya pun menekuk membentuk cakar.

Seiring dengan suara; “Grhhh , yang keluar dari mulut Herman, tubuhnya pun langsung menerjang keempat orang yang ada di depannya. Tangannya bergerak kian kemari bak seekor harimau sedang berkelahi. . .dan benar, baju keempat anak itu langsung terkoyak. Bahkan, tubuh mereka pun mulai terasa perih karena tergores oleh kuku Herman.

Karena yakin tak mungkin bisa mengalahkan Herman, akhirnya, keempat anak itupun melarikan diri dengan wajah penuh ketakutan....
Dan sejak itu, Herman pun menjadi sosok  yang paling disegani di sekolah maupun tempat ia tinggal. Beruntung, sanjungan dan pujian tak membuat Herman jadi besar kepala, ia bahkan semakin pendiam. Boleh dikata, waktunya selalu dihabiskan untuk belajar bersama-sama dengan para sahabatnya dan Hasilnya pun berbuah, semua berhasil lulus dalam ujian dengan nilai yang tinggi....

Waktu terus berlalu dan pada Akhirnya, setelah lepas kuliah, Herman pun mewarisi usaha ayahnya dan Di tangan Herman, perusahaan hasil bumi yang semula kecil kini berkembang dengan pesat. Eko dan Farida merasa bersyukur, karena, walau anak semata wayang, tetapi, Herman bukanlah sosok yang manja.
Peristiwa yang mengerikan pun kembali terjadi, Ketika keluarga ini tengah menghabiskan waktu liburannya di pedesaan, sambil mengawasi panen yang sedang berjalan. Pada malam harinya, rumah itu didatangi sekitar 7 orang perampok, Ada yang membawa senjata tajam, ada juga yang membawa senjata api.

Setelah berhasil melumpuhkan penjaga malam, ketujuhnya langsung masuk ke kamar tidur dan kemudia Dalam waktu singkat, Eko dan Farida yang sudah berumur itu berhasil mereka dilumpuhkan. Ketika mereka tengah asyik mengumpulkan berbagai jenis logam mulia yang dikenakan Faridah dan uang di lemari pakaian, tiba-tiba, terdengar gerengan yang memekakkan telinga disertai melesatnya sesosok tubuh sembari mengayunkan tangan kesana kemari.

“Ah... aduh... ampun...,” hanya itu yang terdengar dan Tak lama kemudian, tampak 2 perampok yang sedang menjaga Farida dan Eko terpental dengan wajah dipenuhi luka yang menganga. Sementara, karena tak menyangka mendapatkan serangan, ketiga perampok yang sedang membongkar lemari sesaat terdiam. Salah satu yang tersadar lebih cepat langsung mencabut pistol dan mengarahkannya ke Herman.
Tetapi apa yang tarjadi? Yang terdengar hanyalah suara “klik” beberapa kali, tetapi, tak ada sebutir peluru pun yang muntah dari moncong pistol itu. Herman pun kembali beraksi, dalam satu kali gerakan, tubuhnya kembali melenting dan tangannya mengibas ke kanan dan ke kiri dan Kembali terdengar suara mengaduh yang tak tertahankan.

Ketujuh perampok itu langsung saja melarikan diri, Sekaii ini Herman yang sangat marah karena melihat kedua orangtuanya yang ketakutan, langsung mengejar mereka. Lompatannya benar-benar mengagumkan, mirip seekor harimau jantan yang sedang mengejar mangsanya di hutan dan Yang berlari paling depan berhasil disergapnya ... dengan gerengan yang menakutkan, tangan Herman kembali bergerak menyilang dan Lolongan kesakitan pun terdengar.

Sang perampok mati dengan tubuh yang mengenaskan yang Penuh dengan cabikan....
Paginya, semua penduduk kampung hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala sambil berkata; “Ah .. ternyata masih ada harimau di kampung kita.
Mendengar itu, dengan hati-hati, Eko pun menceritakan keadaan yang sebenarnya kepada Farida dan Farida hanya tertunduk, sebab ia tak merasa, selama ini, anak yang dikandungnya adalah salah satu pewaris ilmu siluman harimau.
Asalqq Situs poker online poker online, domino online, agen domino qq, adu q, bandar sakong, sakong online

Agustus 10, 2017   Posted by Anonim in , with No comments

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search