Cerita Horor - Pocong Yang Menyeramkan Berubah Menjadi Guling

Orang Yang Meninggal Setahun Yang Lalu Menjadi Sahabat Ngobrol di Kala Senja

Ini sebuah pengalamanku tentang sebuah perasaan yang bernama “Jatuh Cinta”, karena Aku tidak tau siapa dia sebenarnya, dia sungguh menawan dan membuat jantungku berdebar kencang bila melihat dia melintas di depan rumahku. Aku mempercepat langkahku, tanganku memegang buku yang menahan derasnya hujan yang jatuh ke atas kepalaku. Hari sudah semakin gelap, mungkin karena langit mendung.

Jadi sore itu sudah terasa seperti larut, rumahku di ujung jalan bengawan sudah terlihat dan pada waktu itu Jalan yang memang sepi, jalan ini memotong jalan ciliwung yang melalui taman pramuka. Aku pulang bersama temanku tadi, jadi mau tidak mau aku harus sedikit berjalan ke arah rumahku, karena Temanku tidak bisa mengantarku sampai depan rumah, karena dia ingin menjemput adiknya lagi.

Cerita Horor - Pocong Yang Menyeramkan Berubah Menjadi Guling 

Bangunan rumahku sudah terlihat, dan jaraknya sudah semakin dekat dan Bajuku sudah basah oleh air hujan, dan siapa dia, kemudian Ada yang berdiri didepan rumahku, dia memakai payung berwarna merah. Perawakannya cukup gemuk, memakai kemeja putih tua dan celana hitam kemudian Pria itu tepat berdiri didepan pintu gerbang rumahku, Aku sudah dekat.

“Permisi mas,” Aku menunduk kaku dan dia terkaget mendengarnya.

“Maaf ya, saya ikut berteduh”.

Jawab pria itu, tampan dan mukanya membuatku terkagum sejenak melihat ke arahnya Dan begitu pun sebaliknya, pria dengan kumis tipis membuatnya terlihat semakin menarik. Pria itu terlihat kini membelakangiku sekarang, aku memperhatikannya ada bagian belakang bajunya yang basah terkena air hujan. “Kalau mau tunggu, masuk saja ke dalam mas dan tunggu di teras” dan dia melihatku sambil tersenyum.

Esoknya hal yang sama terjadi lagi, suara gemuruh berisik dari air hujan yang jatuh di atap rumahku membangunkanku dari tidur soreku. Aku yang tadinya tidur di sofa, kini berjalan menuju kamar. Namun ujung mataku menatap sebuah pemandangan yang mengejutkan Di jendela, pemandangan menembus lapisan kaca. “Apa aku suruh masuk saja ya? tapi kan aku tidak kenal” ujarku dalam hati.

“Mas tunggunya di teras saja,” hujan sore itu adalah hujan romantis yang pernah ada, dan di tutup dengan lembayung senja,kemudian Aku dan pria yang ternyata bernama Andi itu berbicara berjam-jam bahkan sampai awan sore berubah menjadi pekatnya malam. Dari situlah aku jatuh cinta, lalu hubunganku dan Andi di mulai, setiap sore andi sering datang ke rumahku. Walaupun aku masih di kantor, andi dengan senangnya menunggu aku di depan gerbang.

Ngobrol sore, itu yang dia bilang dan dia suka sekali dengan secangkir teh melati buatanku, kemdian pada Sore itu aku sudah sampai rumah tapi andi tidak menunjukan batang hidungnya. Awalnya aku ingin menemuinya Tapi andi merahasiakan dimana rumahnya, setiap aku tanya dia selalu menjawab “jangan” sampai hari itu adalah hari ketiga dan andi tidak kunjung datang. Jujur saja aku sangat cinta, kangen, rindu melihat ketawanya, rindu akan cerita tentang kakeknya seorang dokter, atau keluarganya yang sikapnya dingin.

Apa pun aku selalu merindukannya, aku duduk di teras sampai menjelang malam, Namun aku kecewa, karena andi tidak kunjung datang. Akhirnya aku memutuskan masuk kedalam rumah, awalnya aku tidak bisa tidur karena andi tidak kunjung datang,kemudian saat itu Aku sangat gelisah, aku hanya berguling-guling aneh ditempat tidurku dan tanpa sengaja aku menendang bantal guling disampingku.

Aku tidak langsung mengambilnya, dengan malas aku mengulurkan tanganku, Kok berat ya? seperti ada yang menarik dari bawah sana, kemudian Aku terus menariknya dan karena berat, dengan sekuat tenaga aku mencoba menariknya. Ketika aku tarik sekuat tenaga, yang ku tarik dari bawah kasur bukan guling tapi Melainkan sesosok pocong dengan mata dan hidungnya yang tertutup kapas kemudian Mukanya babak belur dan lidah yang menjulur keluar.

Aku reflek menarik dan menjatuhkannya, terdengar suara benda keras yang terjatuh dan Terdengar jelas dari selimut yang membungkusku. Aku kaget setengah mati dan gemetaran ketakutan, tapi rasa penasaranku muncul, kemudian Aku memastikan saja kalau tadi hanya halusinasi ku saja dan pada saat aku menarik selimut yang menutupi muka ku, ternyata bukan hanya bantal dan guling saja yang jatuh ke lantai.

Segelas air putih yang berada di meja kecil samping tempat tidurku pun Langsung aku teguk, suasana kamar sangat mencekam dan Aku sangat ketakutan dan sangat panik, tanpa sadar air mataku terjatuh dan disaat suasana itu. Sayup-sayup aku mendengar dentuman keras bunyi seperti orang loncat dan mendarat diatas kayu. Suaranya sangat dekat sekali dan tanpa aku sadari, tiba-tiba saja dibelakangku diatas lemari kayu berdiri sosok mahluk putih yang terbungkus kain kafan tadi.

Aku melihatnya dan makhluk itu berdiri di atas lemari buku, Sambil menggerakan badannya, dalam ketakutan tersebut mahluk itu tiba-tiba saja melompat dari atas lemari dan mendarat tepat didepanku. Aku gemetaran ketakutan, aku berteriak tapi tidak ada suara dna kemudian pandanganku menjadi buram dan gelap, dari situ aku tidak ingat apa-apa lagi. Semenjak kejadian itu aku tidak pernah bertemu dengan andi lagi.

Aku mulai menghubung-hubungkan makhluk itu dengan andi, banyak pertanyaan didalam benak ku yang Sampai suatu hari ketika aku tidak pergi ke kantor. Aku melihat sekumpulan orang sedang berdiri didepan gerbang rumahku, karena penasaran aku pun keluar dari rumah dan mencari tahu apa yang dilakukan orang-orang itu didepan rumahku dan ketika aku menghampiri kerumunan itu.

Bau dupa menyeruak dari lingkaran orang-orang itu, nampaknya mereka sedang berdoa Tapi ngapain mereka melakukan itu disini? tiba-tiba salah satu dari mereka melihatku lalu tersenyum dan menghampiriku. Dia kemudian berkata “Waduh maaf ya? saya jadi ganggu yang punya rumah, saya belum minta ijin sama mbak. Jadi gini, kami sedang mendoakan teman kami yang telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Teman kami mengalami sebuah kejadian insiden tepat didepan rumah mbak ini dan Maaf ya mbak, kalau kami selama ini merahasiakannya karena kami tidak ingin menakuti yang punya rumah”.

Aku sangat syok dengan ucapan pria tua tadi, dan aku bertanya memang siapa yang meninggal disini? Bapak itu kemudian merogoh sakunya, dan mengeluarkan sebuah foto dan dari foto tersebut adalah Seorang pria yang aku kenal, dan yang membuatku jatuh cinta, inikan Andi? Waktu berlalu dan hari pun berganti, Andi seorang pria yang aku kenal dan aku cinta, ternyata sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.

Aku sempat stres dan sakit, tapi lama kelamaan aku sudah tidak takut lagi Karena walaupun andi sudah meninggal, dia tetap menjadi sahabatku mengobrol di kala senja. Setelah kejadian itu pun aku masih sering di datangi andi, Walaupun tidak setiap hari.