Kumpulan Cerita Horor Di Dunia Nyata Dan Dunia lain.

Agenreferralpoker | Kumpulan daftar nama agen judi domino poker online terpercaya





Kamis, 24 Agustus 2017

Separuh Manusia dan Separuh Hantu 2


Tapi kata orang-orang, nenek Lia itu ke mesjid bukan untuk beribadah tapi untuk menutupi kesalahan nya” kata Danu sambil menatap paman Herman, “Ya sudah, terserah kamu saja. Tapi ingat hanya Allah SWT, yang maha mengetahui segalanya, jadi paman minta sama Danu untuk jangan pernah ngawur kalau berbicara. Nanti di dengar lagi sama nenek Lia, pasti akan menjadi masalah besar. Lagipula kita tidak punya bukti yang kuat, jadi kita tidak bisa menuduh nenek Lia sembarangan, kemudian Sosok hantu parakang itu ada yang baik dan ada yang jahat” kata paman Herman menasihati Danu.

Tiba-tiba nek Lia datang menghampiri Danu dan paman Herman.

“Assalamualaikum!”.
“Wa’alaikumsalam”.
“Wah, anak siapa ini nak Herman?” tanya nenek Lia dengan penasaran.
“Oh ini keponakan saya, dia baru sebulan tinggal di sini nenek Lia namanya Danu dan Dia tinggal bersama saya. Danu, ayo salam sama nenek Lia!” jawab paman Herman sambil menyuruh Herman menyalami nenek Lia.
Cerita Horor - Akibat Melanggar Pantangan Ilmu Hitam 2
Cerita Horor - Akibat Melanggar Pantangan Ilmu Hitam 2

Dengan rasa ketakutan Danu pun menyalam nenek Lia dengan memandang kearah lain, lalu segera berjalan ke masjid dan kemudian Itulah pertama kalinya Danu melihat nenek Lia dari dekat, dan Danu merasa bahwa nenek Lia hampir mirip dengan orang tua yang Danu pernah lihat saat pertama kali datang ke kampung paman Herman. Danu masih sering mengingat saat ia pertama kali datang ke kampung paman Herman dan ia masih merasa heran dan bingung mengapa dia bisa melihat nenek tua itu, sedangkan ayahnya tidak bisa melihat apa yang dia lihat. Itu adalah pengalaman yang paling aneh yang pernah di alami oleh Danu dan sampai sekarang hal itu masih menjadi tanda tanya untuknya.

Itulah pengalaman masa kecil Danu yang masih menghantui pikirannya sampai sekarang Tapi danu tidak pernah menceritakan tentang sosok hantu parakang kepada teman-teman atau sahabatnya, malahan Danu berpikir bahwa di zaman sekarang hantu itu sudah tidak berwujud. Sudah 2 tahun Danu sekolah di kota dan belum pernah pulang ke kampungnya.

Danu merasa sangat rindu dengan kampung halamannya, dan ia selalu mengingat sawah-sawah di kampungnya yang sangat indah. Biasanya, setiap libur semester ayah dan ibunya yang datang menjenguk Danu, tapi kali ini beda karena Danu sendiri yang akan pulang ke kampungnya dengan membawa dua orang sahabatnya. Yang membuat Danu bertambah senang lagi karena sebentar lagi dia akan mempunyai adik setelah sekian lama menantikan adik.

Setelah sekian lama duduk didalam bus, akhirnya mereka sampai juga diterminal desa Bone, Makassar, tepat jam 21:00 malam dan Karena hari sudah larut malam, Danu dan sahabat-sahabatnya terpaksa berjalan kaki sampai di rumah Danu. Karena kendaraan dimalam hari susah untuk di cari, namun Perjalanan dari terminal ke rumah Danu kira-kira mengambil waktu 1 jam lebih. Di tengah perjalanan Danu banyak bercerita tentang kampungnya yang aman, damai dan sejahtera jauh dari kota dan Yang ada hanya sawah, hutan, hewan ternak dan lain-lain lagi.

Yang paling menyenangkan lagi di tengah hutan ada air terjun yang sangat indah dan sahabat-sahabatnya Mendengar cerita Danu, Riki dan Aji merasa tidak sabar untuk sampai ke kampung Danu. Baru pertama kali Riki dan Aji pergi ke kampung yang jauh dari kota, Dengan rasa tidak sabar untuk menikmati pemandangan-pemandangan indah yang ada di kampung Danu.

“Danu, di kampung kamu ada setan nggak?” tanya Riki. “Woi! Kamu ini ada-ada saja Rik, zaman sekarang mana ada setan. Hehe” jawab Aji sambil mentertawakan Riki.

“Ada” jawab Danu dengan suara yang agak keras. “Apa?” tanya Riki dan Aji dengan serentak. “iya, macam-macam setan ada” tambah si Danu.
“ih, yang benar! kamu ini Danu bikin takut saja deh” Suara Aji dengan agak tipis dengan wajah ketakutan.
“iya ada itu hantunya, arhh lari” Danu menakut-nakuti sahabatnya.
“arhh..” teriak Aji dan Riki.
“sudah-sudah, aku hanya iseng saja kok, hehe” Danu ketawa terbahak-bahak.

Mereka berjalan agak cepat karena Danu merasa agak seram, hanya suara hentakan kaki mereka yang kedengaran. Tiba-tiba Danu berhenti, Riki dan Aji pun ikut berhenti.

“Ada apa Danu kenapa berhenti? Kamu ini ada-ada saja deh” tanya Riki. “Iya Yusuf ada apa sih? Kenapa bengong?”, sapa Aji.
“Hush diam, kamu dengar nggak apa yang aku dengar” tambah Danu.
“Memangnya kamu dengar apa sih? Dari tadi aku nggak dengar apa-apa” ujar Aji.
“Iya, aku tau kamu hanya mau nakut-nakuti kami kan?” tanya Riki yang merasa Danu hanya menakut-nakuti saja.

“Nggak! kali ini aku tidak main-main, aku mendengar sesuatu” kata Danu.
“Ih Danu kamu dengar apa-an sih? Jangan main-main loh kita hanya bertiga disini” Aji tambah merasa ketakutan.

“Aku mendengar suara bayi menangis” bulu kuduk Danu semakin merinding .
“Bayi menangis, kata ibuku, kalau ada suara bayi menangis yang terdengar, berarti” Riki tambah mengharukan suasana.
“Berarti, kuntilanak. Argh”.

Mereka bertiga berlari secepat mungkin, tanpa menoleh kebelakang dan Setelah selesai berlari akhirnya kampung Danu kelihatan dari jauh. Lampu-lampu rumah sudah terlihat dengan jelas, Danu merasa gembira karena sudah 2 tahun Danu tidak pulang ke kampung. Sambil berjalan Aji memuji–muji kampung Danu dan dia merasa liburan nya kali ini paling bermakna dalam hidupnya. Biasanya kalau libur semester, Aji pergi ke luar negri seperti Korea, Jepang, China, Amerika dan banyak lagi. Sambil berjalan Riki melihat ke kiri dan ke kanan, tiba-tiba Riki melihat ada sesuatu, lalu bertanya kepada Danu.

“Danu kenapa ada kuburan di kawasan sini?” tanya Riki.
“Aku juga tidak tau, 2 tahun yang lalu di kawasan ini hanya ada pohon pisang dan rumput ilalang” jawab Danu dengan rasa penasaran.
“Danu rumah kamu di mana sih? Aku sudah capek nih” tanya Aji yang sedang lelah karena lari.
“Nah, itu dia rumahku! Alhamdulillah akhirnya sampai juga”.

Sesampainya Danu dan sahabatnya di rumah, Danu mengajak sahabatnya mandi dan kemudian baru makan, kemudian Ibu dan Ayah Danu sangat senang karena anak sulungnya pulang liburan di kampungnya tahun ini. Karena tentu saja ayah Danu tidak bisa menjemput Danu ke kota karena ayah Danu harus menjaga ibu danu yang sedang hamil anak kedua dan diperkirakan adik Danu adalah perempuan. Danu sangat senang mendengar berita tersebut karena Danu sudah lama ingin mempunyai adik perempuan.

Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, sudah 2 minggu mereka berada di kampung Danu yang membawa sahabat-sahabatnya berjalan-jalan keliling sawah, mandi di air terjun, memancing dan membantu ayahnya menanam padi di sawah. Riki dan Aji merasa sangat senang dan merasa bahwa liburan kali ini merupakan libur yang paling seru yang pernah mereka alami. Danu masih bertanya-tanya tentang kuburan yang ada di pinggir jalan dan kemudian dia pun menanyakan hal ini kepada Ibunya.

“Ibu, seingat Danu 2 tahun yang lalu di pinggir jalan di sebelah kiri sana hanya ada pohon-pohon pisang dan rumput ilalang. Kenapa, sekarang ada banyak kuburan? Ada kuburan anak-anak dan juga orang tua”.

“Oh iya, Ibu lupa memberitahu kamu, 2 tahun yang lalu kematian di kampung kita meningkat, termasuk bibi kamu yang sedang hamil, Bibi kamu meninggal karena dimakan oleh hantu parakang. Saat bibi kamu mau melahirkan, paman kamu pergi mencari dukun Dan ketika dukun tersebut sampai di rumah, dukun tersebut langsung menutup pintu kamar selama berjam-jam. Paman mu menjadi curiga, lalu paman mu mendobrak pintu kamar, dan apa yang paling menyedihkan lagi bibi kamu meninggal dalam berlumur darah, dan bayi bibi kamu berada di tangan dukun itu. Bayi itu sudah tidak bernyawa lagi Dan kematian bibi kamu pun menjadi buah bibir orang kampung di sini. Anak-anak yang masih balita pun banyak yang menjadi mangsa hantu parakang” jelas Ibu Danu tentang peristiwa yang terjadi selama 2 tahun yang lalu.

“jadi Bu, siapa nama Dukun itu” tanya Danu.
“Nenek Lia” Ibu menjawab sejelas-jelasnya.
“Apa?” Danu kaget mendengar nama Nenek Lia.
“Iya, Nenek Lia! Memangnya kamu kenal?” tanya Ibu Danu dengan rasa penasaran.
“Tidak Bu, hanya bertanya saja” Danu sengaja tidak memberitahu Ibunya karena Danu takut kalau-kalau Ibunya khawatir tentang hantu parakang.

Mulai saat itu Danu lebih berhati-hati karena yang tahu nenek Lia itu adalah sosok hantu parakang hanya Danu yang banyak tau tentang nenek Lia melalui paman Herman, Tapi kata Paman Herman bisa percaya bisa tidak. Tapi Danu percaya bahwa nenek Lia itu adalah hantu Parakang dan Pada suatu hari saat Danu dan sahabat-sahabatnya berjalan-jalan keliling kampung, Danu bertemu dengan nenek Lia yang sedang berjalan sendiri dan kemudian Danu pun memberanikan diri untuk menyapanya.

“Woi, perakang mengapa kau tidak henti-hentinya mengganggu kampungku, Gara-gara kau penduduk di kampung ini jadi tidak aman” Ujar Danu. Akan tapi nenek Lia tidak perduli dengan apa yang di katakan oleh Danu, dia terus saja berjalan tanpa menghiraukan keberadaan Danu dan sahabatnya. Sahabat-sahabat Danu tidak menggetahui apa pun tentang hantu parakang, Danu sengaja tidak ingin memberitahukan pada mereka karena Danu tidak ingin sahabatnya merasa takut tinggal dikampungnya.

Tiga hari sebelum Danu kembali ke kota, pada malam hari ayah Danu ingin pergi ke kedai yang agak jauh dari rumahnya, yang kira-kira kalau berjalan mengambil waktu 20 menit. Ayah Danu membawa Riki dan Aji yang masih ingin merasakan suasana kampung di waktu malam jadi hanya Danu dan ibu yang berada di rumah. Tiba-tiba ibunya menjerit “tolong” Danu terus berlari ke arah si ibu, dan ternyata si ibu mau melahirkan dan kemudian Danu mulai panik dan tidak tau mau berbuat apa-apa?

“Apa pun yang terjadi, Danu tidak akan tinggalkan ibu” Danu mulai berteriak. “tolong.. tolong.. tolong.. tolong” dan Tiba-tiba ada suara datang dari depan
“Assalamualaikum”.

Danu sangat terkejut melihat siapa yang datang. Rupa-rupanya nenek ida.

“cucu.. ibu kamu mau melahirkan biar nenek yang tolong” ujar nenek Lia sambil mendekat, “jangan, kalau nenek mendekat aku akan berteriak” Danu sangat marah sambil memegang ibunya. Nenek Lia langsung menolak Danu dan menarik ibunya ke dalam kamar dan kemudian Danu pun lari ke dapur mengambil parang dan terus menuju ke kamar, tetapi kamar terkunci, Yusuf berusaha membukanya, tiba-tiba Riki, Aji dan ayah Danu datang dan kemudian Danu memberitau ayahnya di dalam ada nenek Lia dan ibunya.

Danu, Riki, Aji dan ayahnya mendobrak pintu sampai terbuka, tapi sudah terlambat ibu Danu sudah tidak tertolong dan nenek Lia masih di tempat kejadian dan menganggap semua ini adalah musibah. Parang yang Danu pegang langsung dilemparkan kearah nenek Lia dan terkena perut nenek Lia dan pada akhirnya nenek Lia pun meninggal. Apa yang Danu takutkan terjadi dan masa depan Danu hancur karena Danu kena hukuman gantung sampai mati karena telah membunuh nenek Lia.

Setelah kematian nenek Lia tersebut, hantu parakang pun tidak pernah muncul kembali lagi dan kemudian ibu-ibu yang di kampung sangat senang. Tidak ada lagi hantu parakang yang memakan bayi dan ibu hamil.
Asalqq Situs poker online, Kumpulan Situs Domino, Situs Poker Indonesia, poker online, domino online, agen domino qq, adu q, bandar sakong, sakong online

Agustus 24, 2017   Posted by Unknown in , with No comments

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search